3. Pria atau wanita durjana menggunakan cara-cara sedemikian rupa, sehingga mampu memiliki pria atau wanita baik-baik, misalnya; dengan jeratan hutang pada orang tuanya, menggunakan sihir, merayu dengan daya tarik seks yang terlalu kuat, dan sebagainya.
4. Ketika menikah, kondisi iman pria atau wanita baik-baik sedang menurun, sehingga agak mendekati derajat pria atau wanita durjana.
Jika terjadi kondisi seperti itu, berarti Allah SWT sedang menguji wanita atau pria baik-baik, dengan bencana memiliki pasangan yang durjana. Mungkin ada kebaikan yang akan diberikan oleh Allah SWT kepadanya karena kesabarannya. Atau boleh jadi keadaan itu merupakan jalan yang diberikan oleh Allah SWT untuk mengubah keadaan pasangannya yang durjana.
Meskipun sangat jarang terjadi; suami mengubah istri atau istri mengubah suami. Karena keduanya telah bersama mereguk kenikmatan seks, dan satu pihak telah menerima kebaikan dari pihak lain. Inilah yang membuat seseorang sulit mengubah perangai pasangannya.
Sementara itu, Ketua Ikatan Sarjana Quran Hadist Indonesia, Ustadz Fauzan Amin mengatakan, memilih kriteria hingga ciri-ciri jodoh juga tertulis di dalam Alquran, antara lain: Sifat yang sama (An-Nur:28), Merasa tentram (Ar-Rum:21), Diterima keluarga (Asy-Syura:11), Memahami kitab (Al-Furqan:74).
"Ayat ini berkaitan dengan cara hidup sakinah mawaddah warahmah," ujarnya saat dihubungi Okezone beberapa waktu lalu.
Selain itu, ada doa khusus agar diberikan jodoh yang pantas dan sesuai dengan derajat atau kondisi masing-masing pasangan, yaitu:
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
Artinya: "Wahai Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri dan keturunan kami sebagai penyenang hati, dan jadikanlah kami imam (pemimpin) bagi orang-orang yang bertakwa." (QS. Al-Furqan: 74).
(Vivin Lizetha)