Proses ini menunjukkan adanya organ jantan dan betina. Fakta itu disebutkan dalam salah satu ayat kitab suci Alquran:
وَهُوَ الَّذِي مَدَّ الْأَرْضَ وَجَعَلَ فِيهَا رَوَاسِيَ وَأَنْهَارًا ۖ وَمِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ جَعَلَ فِيهَا زَوْجَيْنِ اثْنَيْنِ ۖ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
"Dan Dialah Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai padanya. Dan menjadikan padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan, Allah menutupkan malam kepada siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan." (QS Ar-Ra'd Ayat 3)
Tafsir ayat tersebut menyatakan bahwa berpasang-pasangan yang dimaksud adalah jantan dan betina, pahit dan manis, putih dan hitam, besar dan kecil, serta sebagainya. Tapi pada jenis buah tertentu, proses pembuahan (fertilisasi) dapat dihasilkan tanpa proses perkawinan.
Contohnya di antara pisang, jeruk, anggur, dan buah lainnya. Meski tanpa proses fertilisasi, jenis buah tersebut juga memiliki karakteristik seksual.