Perjalanan Dakwah Habib Hasan
Setelah mengurung diri selama satu tahun untuk bersyukur dan bertafakur, Habib Hasan mendapat bisyarah (petunjuk) untuk mengajarkan ilmu Allah Subhanahu wa Ta'ala kepada umat Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam. Akhirnya beliau memutuskan mulai berdakwah mengajarkan ilmu Islam.
Sayangnya, perjalanan dakwahnya tidak mulus dan baik-baik saja. Habib Hasan menerima fitnah, cacian, makian, serta ancaman orang-orang yang belum mendapat hidayah dari Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Dengan keteguhan hati dan keyakinan akan kebesaran Allah Azza wa Jalla dan Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam, Habib Hasan tidak gentar. Hingga akhirnya ada beberapa murid yang memutuskan menggali ilmu Islam melalui dirinya.
Tahun demi tahun berlalu ujian pun bertambah, tetapi karunia Allah Subhanahu wa Ta'ala selalu di atas kepalanya. Setiap waktu makin banyak masyarakat yang menuntut ilmu kepada Habib Hasan. Hingga akhirnya dibentuklah Majelis Nurul Musthofa.
Atas karunia Allah Subhanahu wa Ta'ala, Majelis Nurul Musthofa berhasil merebut hati sebanyak 50.000 jamaah untuk bersholawat kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam setiap pekannya.
Tidak hanya itu, melalui majelis ini pula Habib Hasan mengenalkan pribadi Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam sebagai suri tauladan umat manusia.
Di dalam majelis pun dibacakan kitab Annashohidiniyyah karangan Al Habib Abdullah bin Alwi Al Hadda dan berbagai kitab lainnya karya para salaffuna sholihin.
Kisah Keluarga
Habib Hasan menikah dengan satu cucu putri keturunan Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam yaitu Syarifah Muznah binti Ahmada Al Haddad (Al Hawi).
Dari pernikahan ini, Habib Hasan dan Syarifah mempunyai satu orang putri (Ruqayah Hasan Assegaf) dan 6 putra (Atthos Abdullah Hasan Assegaf, Ali Uraidy Hasan Assegaf, Abdul Qadir Hasan Assegaf, Segaf Hasan Assegaf, Ja’far Hasyimi Hasan Assegaf, Ahmad Anis Hasyimi Hasan Assegaf).
Wallahu a'lam bisshawab.
(Hantoro)