ALQURAN dan sains dapat menjelaskan lengkap kronologi penciptaan alam semesta. Dalam penciptaan alam semesta ini ada proses terkait waktu, yaitu material yang lebih dulu diciptakan, kemudian penciptaan material lainnya.
Dalam buku "Tafsir Ilmi: Penciptaan Jagat Raya dalam Perspektif Alquran dan Sains" yang disusun Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran, Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI bersama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan bahwa alam semesta diciptakan Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak secara bersamaan.
"Apakah kamu lebih sulit penciptaanya ataukah langit? Allah telah membinanya. Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya, dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang. Dan Bumi sesudah itu dihamparkan-Nya. Ia memancarkan daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya. Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh, (semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu," isi Alquran Surat An-Nazi'at Ayat 27–33.

Lafadz "daha" artinya menghamparkan. Kata ini dirangkai dengan objek planet bumi yang ditunjukkan dengan kata ganti "ha", sehingga maknanya menjadi bumi yang dihamparkan.
Allah Azza wa Jalla kemudian menyempurnakannya dengan memberi kelengkapan-kelengkapan untuk kehidupan seperti tanaman, air, udara, dan lain sebagainya.
Penyempurnaan bumi dengan segala isinya untuk kehidupan ini terjadi dalam dua masa. Perlu diingat bahwa sebelum penyempurnaan ini, Allah Subhanahu wa Ta'ala menciptakan bumi dalam dua masa pula. Namun ketika itu, bumi masih dalam keadaan kasar dan belum layak huni.
Setelah menciptakan bumi, Allah Subhanahu wa Ta'ala kemudian menciptakan tujuh langit dalam dua masa. Seusai penciptaan bumi dan langit ini, Allah Ta'ala menyempurnakan kondisi bumi agar layak huni bagi seluruh makhluk hidup.