Bahkan, biasanya pernah bibinya itu kembali keluar rumah mencari kayu seusai Sholat Dzuhur. Aktivitas tersebut dilakukannya setelah tidak lagi bercocok tanam menjadi buruh tani di usianya yang sudah menginjak 92 tahun.
"Ya kalau dulu mburuh, buruh tani di sawah. Ya padi, ya tebu. Cuma karena sudah tua, enggak dibolehin (lagi kerja). Sekarang cari kayu itu. Ya untuk kesibukannya, ngangkat kayu ya masih kuat," ujar Yuyun.
Menurut dia, aktivitas Paitun mencari kayu tidak bisa dilarang keluarga. Apalagi aktivitas itu untuk membuat fisik Paitun sehat dan bisa memberikan kesegaran di pikiran.
"Enggak pernah saya dan keluarga larang. Keluar gitu jalan kaki, nyeker tanpa alas kaki cari kayu. Ya biar saja kan belajar, besok kan di sana (Arab Saudi) juga harus banyak jalan. Saya biarkan saja," tegasnya.
Ia menceritakan, biasanya Paitun mencari kayu di sejumlah perkebunan dan persawahan tidak jauh dari rumah. Tapi karena ketika pulang biasanya memutar dan ingin berjalan-jalan, Paitun memutuskan pulang melalui jalan berbeda yang lebih jauh.
"Ya carinya di tegalan dekat, cuma pulangnya biasanya jauh, karena memutar. Itu jalan kaki, enggak pakai alas kaki. Sudah rutin dilakukannya ya hampir tiap hari," ujarnya.
Rumah Yuyun yang berhimpitan membuatnya tahu aktivitas sehari-hari Paitun. Memang sejak sang bibi bercerai dengan suaminya dan tidak punya anak, dia-lah dan beberapa keluarga dekatnya yang merawat Paitun.
"Ya sehari-hari di sini (rumahnya Paitun) sendiri, tapi kan rumah saya ini mepet, temboknya saja gandeng. Sering nengokin, makanya tahu aktivitasnya. Ya bibi ini ikut saya dan keluarga hitungannya," jelasnya.