Dari penjabaran tersebut dapat dipahami bahwa teknologi teleportasi sudah ada sejak zaman Nabi Sulaiman Alaihissallam dan dilakukan tanpa sihir. Nabi Sulaiman memilih seorang manusia yang bernama Asif bin Barkhiya.
Berdasarkan kitab yang ditulis Muhammad Ibnu Jarir At-Thabari dijelaskan bahwa ahli kitab sekaligus ilmuwan tersebut melakukan pemindahan singgasana secepat cahaya dengan memanjatkan doa kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Doanya berbunyi: "Ya Allah Ya Tuhan kami, Tuhan segala sesuatu, Tuhan yang satu, tidak ada Tuhan selain Engkau. Datangkan padaku singgasana itu."
Lantas, bagaimana sains menjelaskan fenomena tersebut?
Ternyata ada dua cara yang telah diungkapkan oleh para ahli fisika dan membuktikan bahwa teleportasi bisa saja dilakukan, meski tentu masih sulit diterima secara akal.
Pertama adalah dengan membuat medan magnet yang sangat kuat sehingga seluruh partikel yang akan dipindahkan berubah karakter. Contoh konkretnya yakni peristiwa difusi nuklir yang melibatkan energi sangat kuat.
Prinsip itu digunakan dalam Teori Kuantum Teleportasi yakni partikel-partikel diubah dan dibuat berputar lebih cepat dan dilakukan decoding atau penyatuan di tempat tujuan. Sesampainya di lokasi, kemudian di-encoding sehingga wujud asli partikel kembali.
Cara kedua adalah Asif bin Barkhiya sang penemu teknologi teleportasi Nabi Sulaiman Alaihissallam tersebut mampu memasuki sebuah dimensi yang ruang dan waktu tidak lagi menjadi pembatas.
Itulah yang dinamakan dengan dimensi malaikat atau dalam fisika dinamakan blackhole, dan memungkinkan siapa pun berpindah tempat tanpa jarak serta waktu.
Wallahu a'lam bisshawab.
(Hantoro)