Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Layangkan Protes Keras ke Garuda, Stafsus Menag: Segera Benahi Keterlambatan Penerbangan

Fahmi Firdaus , Jurnalis-Jum'at, 24 Mei 2024 |18:54 WIB
Layangkan Protes Keras ke Garuda, Stafsus Menag: Segera Benahi Keterlambatan Penerbangan
Kemenag Layangkan Protes Keras ke Garuda
A
A
A

JAKARTA – Kementerian Agama (Kemenag) RI telah menyampaikan surat pernyataan kecewa dan protes keras kepada Garuda Indonesia.

Surat protes ini dilayangkan karena terjadinya keterlambatan pemberangkatan jemaah akibat kerusakan mesin pesawat Garuda Indonesia. Masalah ini terjadi dalam pemberangkatan kloter 41 Embarkasi Solo (SOC-41) yang kemudian berdampak domina terhadap keterlambatan pemberangkatan SOC-42 dan SOC-43. Rentang keterlambatannya bahkan cukup lama, empat sampai tujuh belas jam.

Kemenag minta Garuda Indonesia untuk bertindak profesional melakukan perbaikan kinerja agar masalah penerbangan jamaah haji Indonesia tidak terus berulang.

Pasalnya, penerbangan menjadi satu kesatuan dari proses penyelenggaraan ibadah haji. Keterlambatan penerbangan akan berdampak pada layanan lainnya, termasuk juga pada perasaan jemaah haji Indonesia.

“Garuda Indonesia harus menyiapkan mitigasi menyeluruh terhadap potensi persoalan yang muncul dalam proses penerbangan jamaah haji Indonesia,” ujar Staf Khusus Menteri Agama bidang Media dan Komunikasi Publik Wibowo Prasetyo, saat rapat dengan pihak Garuda Indonesia di Asrama Haji Donohudan, Boyolali, Jumat (24/5/2024).

Pihak Garuda Indonesia kata dia, masih sebatas menerapkan solusi instan dan parsial dalam menyelesaikan masalah keterlambatan penerbangan.

“Garuda Indonesia harus menunjukkan komitmennya mengurai masalah keterlambatan penerbangan yang semakin tidak menentu ini. Butuh mitigasi komprehensif, bukan solusi parsial,”ujar Wibowo

Menurutnya, keterlambatan penerbangan jelas akan berdampak pada layanan kepada jamaah. Dan, Kementerian Agama juga yang mendapat protes dari jamaah. Oleh karena itu, masalah keterlambatan ini perlu segera diselesaikan secara permanen.

“Kalau sekadar mengambil armada dari tempat atau embarkasi lain, mungkin bisa menyelesaikan pada satu titik, tapi membuka persoalan baru di embarkasi lain untuk pemberangkatan kloter jemaah yang lain,” ujarnya.

Dia menilai, pendekatan penyelesaian Garuda Indonesia atas masalah keterlambatan penerbangan jemaah masih bersifat teknis dan tidak substantif. Hal ini bisa jadi karena Garuda Indonesia belum mempersiapkan mitigasi yang komprehensif.

“Sejak 12 Mei, awal penerbangan sekaligus awal muncul masalah, selalu saja alasannya perbaikan mesin, pengecekkan moda, dan lainnya. Sehingga, masalah terus berulang. Perlu ada terobosan agar penerbangan jemaah haji Indonesia ke depan sesuai jadwal,” tandasnya.

(Fahmi Firdaus )

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement