3. Meluangkan waktu
Jangan pernah melupakan waktu dengan orangtua. Misalnya karena terlalu sibuk bekerja, lupa memberi kabar kepada keluarga, khususnya kedua orangtua.
Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam bersabda:
عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: رَغِمَ اَنْفُ ثُمَّ رَغِمَ اَنْفُ ثُمَّ رَغِمَ اَنْفُ قِيْلَ: مَنْ يَارَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: مَنْ اَدْرَكَ اَبَوَيْهِ عِنْدَ الْكِبَرِاَحَدُهُمَااَوْكِلَيْهِمَافَلَمْ يَدْخُلِ الْجَنَّةَ (رواه مسلم)
Artinya: "Dari Nabi Shallallahu alaihi wassallam bersabda, 'Dia celaka! Dia celaka! Dia celaka!' Lalu beliau ditanya orang, 'Siapakah yang celaka, ya Rasulullah?' Jawab Nabi Shallallahu alaihi wassallam, 'Siapa yang mendapati kedua orangtuanya (dalam usia lanjut), atau salah satu dari keduanya, tetapi dia tidak berusaha masuk surga (dengan merawat orangtuanya sebaik-baiknya)'." (HR Muslim)
4. Menaati dan merawatnya
"Raihlah kesuksesan dunia dan akhirat melalui berbakti kepada, orangtua, karena mereka adalah pintu surga terbaik, terindah, tinggal bagaimana kita menjaga pintu itu tetap terbuka untuk kita dengan bakti kita kepada mereka berdua," tutur Ustadz Ainul Yaqin.
Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam bersabda:
الْوَالِدُ أَوْسَطُ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ فَإِنْ شِئْتَ فَأَضِعْ ذَلِكَ الْبَابَ أَوِ احْفَظْهُ
Artinya: "Orangtua adalah pintu surga yang paling baik. Kalian bisa sia-siakan pintu itu atau kalian bisa menjaganya." (HR Tirmidzi)
Kemudian dalam kitab Tuhfatul Ahwadzi bi Syarhi Jami' At-Tirmidzi, Al-Qadhi menjelaskan:
أَيْ خَيْرُ الْأَبْوَابِ وَأَعْلَاهَا وَالْمَعْنَى أَنَّ أَحْسَنَ مَا يُتَوَسَّلُ بِهِ إِلَى دُخُوْلِ الْجَنَّةِ وَيُتَوَسَّلُ بِهِ إِلَى وُصُوْلِ دَرَجَتِهَا الْعَالِيَةِ مُطَاوَعَةُ الْوَالِدِ وَمُرَاعَاةُ جَانِبِهِ
Artinya: "Yang dimaksud dari awsath al-bab adalah sebaik-baiknya pintu dan paling mulianya pintu. Maknanya adalah sesungguhnya sebaik-baiknya pintu yang menjadi wasilah masuknya seseorang ke dalam surga, juga menjadi wasilah bagi ia untuk mendapatkan derajat yang tinggi ialah dengan menaati orangtua dan merawat di sisinya." (Imam al-Mubarakfuri, Tuhfatul Ahwadzi bi Syarhi Jami’ At-Tirmidzi, juz 4, halaman 522)
Demikianlah penjelasan mengenai cara berbakti kepada orangtua seperti diajarkan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam. Allahu a'lam bissawab.
(Hantoro)