Keempat adalah makna at-tauhid atau mengesakan Allah. QS Al-A’raf ayat 29 menjadi dasar penting bagi dimensi ini. Mengajarkan ikhlas adalah inti dari tauhid. Seseorang hanya mengarahkan ibadahnya kepada Allah tanpa menyekutukan-Nya. Dalam konteks ini, ikhlas adalah fondasi bagi seluruh amal ibadah, memastikan bahwa semua dilakukan semata-mata untuk mencari ridha-Nya.
Terakhir, ikhlas juga bermakna at-tathhir atau pensucian, sebagaimana dijelaskan dalam QS Al-Hijr ayat 40. Ayat ini menegaskan, hanya orang-orang yang telah disucikan oleh Allah dari segala noda dan dosa yang mampu mencapai tingkat keikhlasan sejati. Kesucian ini bukan hanya dalam tindakan, tetapi juga dalam niat yang benar-benar murni.
Cecep Taufiqurraohman menyimpulkan, ikhlas adalah memurnikan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Ikhlas berarti mengesakan Allah dalam ibadah, membersihkan hati dari pamrih kepada makhluk, serta tidak mengharapkan pengagungan dan penghormatan manusia. Dalam dunia yang penuh godaan akan pujian dan pengakuan, ikhlas menjadi pelita yang menuntun hamba menuju ketulusan sejati.
Wallahualam
(Erha Aprili Ramadhoni)