JAKARTA - Sholat witir adalah sholat sunnah penutup yang dikerjakan dalam jumlah rakaat ganjil. Jika dikerjakan setelah sholat tahajud, sholat witir dianjurkan sebagai penutup malam. Berikut niat sholat witir 1 rakaat:
Tulisan Arab:
نَوَيْتُ أَنْ أُصَلِّيَ سُنَّةَ الْوِتْرِ رَكْعَةً لِلَّهِ تَعَالَى
Latin:
Nawaitu an ushalliya sunnatal witri rak'atan lillahi ta'ala.
Artinya:
"Aku berniat sholat sunnah witir satu rakaat karena Allah Ta'ala."
Setelah membaca niat, sholat witir dilaksanakan seperti sholat sunnah pada umumnya. Rakaat tersebut dimulai dengan takbiratul ihram, membaca Surat Al-Fatihah, dan surat pendek, lalu diselesaikan dengan rukuk, i'tidal, sujud, duduk di antara dua sujud, sujud kedua, tasyahhud akhir, dan salam.
Terakhir, setelah selesai sholat, dianjurkan untuk membaca doa setelah sholat witir. Doa ini dibaca sebagai penutup ibadah malam setelah Witir, sebagaimana diriwayatkan dalam hadis:
"Rasulullah SAW ketika selesai shalat Witir, beliau membaca: Subhanal malikil quddus sebanyak tiga kali."
(HR. Abu Dawud No. 1430 dan An-Nasa’i No. 1699, dinilai sahih oleh Al-Albani).
Tulisan Arab:
سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ
(3x, pada pengulangan ketiga disertai suara lebih panjang).
Latin:
Subhānal malikil quddūs (3x).
Artinya:
"Maha Suci Raja yang Maha Suci."
Rasulullah SAW juga sering membaca doa berikut setelah witir,
Tulisan Arab:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا
Latin:
Allāhumma innī as’aluka ‘ilman nāfi‘an, wa rizqan thayyiban, wa ‘amalan mutaqabbalan.
Artinya:
"Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik, dan amal yang diterima."
Keutamaan Sholat Witir
Sholat Witir memiliki banyak keutamaan, di antaranya:
a. Menjadi penutup ibadah malam (HR. Bukhari dan Muslim).
b. Dicintai oleh Rasulullah SAW, sebagaimana beliau tidak pernah meninggalkannya.
c. Mendekatkan diri kepada Allah SWT dan menyempurnakan sholat malam.
d. Sholat witir setelah tahajud menjadikan ibadah malam lebih sempurna dan dicatat sebagai amalan yang penuh keberkahan. Wallahualam
Sumber Referensi:
HR Bukhari No. 998 dan Muslim No 749
Fiqih Sunnah karya Sayyid Sabiq.
Shahih Fiqih Sunnah karya Abu Malik Kamal.
(Erha Aprili Ramadhoni)