Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Apakah Shalat yang Ditinggalkan Harus Diqadha?

Aisha Ardhany Wahyuningtyas , Jurnalis-Selasa, 24 Desember 2024 |10:45 WIB
Apakah Shalat yang Ditinggalkan Harus Diqadha?
Ilustrasi.
A
A
A

Makna Qadha sebagai Bentuk Taubat

Mengqadha shalat tidak hanya berarti mengganti ibadah yang tertinggal, tetapi juga menjadi salah satu cara bertaubat kepada Allah. Dalam Islam, taubat yang diterima harus memenuhi tiga syarat utama:

  1. Menyesali perbuatan yang dilakukan.
  2. Berhenti dari dosa tersebut.
  3. Berjanji untuk tidak mengulanginya di masa depan.

Bagaimana Mengqadha Shalat yang Tertinggal?

  1. Niat Qadha: Pastikan niat yang dilakukan adalah untuk mengganti shalat yang telah ditinggalkan.
  2. Pelaksanaan Sesuai Urutan: Jika memungkinkan, qadha shalat dilakukan sesuai urutan shalat yang terlewat. Misalnya, jika melewatkan shalat Subuh dan Dzuhur, mulailah dengan Subuh terlebih dahulu.
  3. Segera Lakukan: Rasulullah SAW menganjurkan untuk tidak menunda-nunda qadha shalat.

Shalat yang ditinggalkan karena uzur wajib diqadha, sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW. Namun, jika sengaja ditinggalkan, ada perbedaan pendapat di kalangan ulama. Dalam situasi seperti ini, mayoritas ulama menganjurkan qadha shalat sebagai bentuk tanggung jawab, disertai taubat yang tulus dan memperbanyak amal ibadah.

Sebagai Muslim, menjaga shalat tepat waktu adalah kewajiban yang harus diutamakan. Dengan memperbaiki shalat, insya Allah, urusan dunia dan akhirat akan dimudahkan.

(Rahman Asmardika)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement