Alquran dijaga keasliannya oleh Allah SWT dan disampaikan secara mutawatir, sehingga terjamin keotentikannya. Allah berfirman dalam Surah Al-Hijr ayat 9:
ِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
Artinya: "Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Alquran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya."
Sementara itu, hadist Qudsi tidak memiliki jaminan penjagaan yang sama dan disampaikan melalui periwayatan yang bisa jadi tidak mutawatir. Oleh karena itu, keotentikan hadist Qudsi perlu diteliti melalui ilmu hadist.
Alquran memiliki gaya bahasa yang khas dan keindahan sastra yang tinggi, yang menjadi salah satu mukjizatnya. Sedangkan hadist Qudsi, meskipun memiliki makna yang dalam, tidak memiliki gaya bahasa yang sama dengan Alquran.
Alquran menjadi sumber utama dalam penetapan hukum Islam. Hadist Qudsi, meskipun berasal dari Allah, tidak digunakan sebagai sumber hukum utama, tetapi lebih sebagai penjelas atau pendukung terhadap hukum yang telah ditetapkan dalam Alquran dan hadist Nabi lainnya.
Dengan memahami perbedaan antara Alquran dan hadist Qudsi membantu umat Islam dalam mengapresiasi kedudukan dan fungsi masing-masing. Alquran sebagai firman Allah yang diturunkan secara langsung memiliki kedudukan tertinggi sebagai pedoman hidup.
Sementara itu, hadist Qudsi, meskipun berasal dari Allah dalam hal makna, disampaikan melalui lafaz Nabi dan berfungsi sebagai penjelas atau pelengkap terhadap ajaran Alquran.
Dengan memahami perbedaan ini, umat Islam dapat lebih menghargai dan mengamalkan ajaran Islam dengan lebih tepat. Wallahualam
(Erha Aprili Ramadhoni)