Kita diingatkan bahwa kehidupan di dunia ini sementara, dan setiap amal perbuatan akan dipertanggung jawabkan di hadapan Allah SWT. Sebagaimana firman-Nya:
وَاتَّقُوا يَوْمًا تُرْجَعُونَ فِيهِ إِلَى اللَّهِ ثُمَّ تُوَفَّىٰ كُلُّ نَفْسٍ مَّا كَسَبَتْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ
Artinya: "Dan takutlah pada hari ketika kamu semua dikembalikan kepada Allah, lalu setiap jiwa diberi balasan atas apa yang telah dikerjakannya, dan mereka tidak dizalimi." (QS. Al-Baqarah: 281)
Ayat ini mengajak kita untuk selalu sadar akan akhirat dan mempersiapkan diri dengan amal kebaikan.
Dalam suasana Idul Fitri, Rasulullah SAW memberikan teladan mulia dalam menyayangi anak yatim. Dikisahkan, saat Rasulullah SAW hendak menunaikan salat Id, beliau melihat seorang anak berpakaian lusuh dan menangis.
Setelah mengetahui bahwa anak tersebut telah kehilangan ayahnya dalam peperangan dan diabaikan oleh keluarganya, Rasulullah SAW dengan penuh kasih sayang berkata:
أَمَا تَرْضَى أَنْ أَكُونَ أَنَا أَبُوكَ، وَعَائِشَةُ أُمُّكَ؟
Artinya: "Tidakkah engkau ridha jika aku menjadi ayahmu, dan Aisyah menjadi ibumu?"
Anak itu pun menerima dengan gembira, dan Rasulullah SAW membawanya pulang, memberinya pakaian layak, makanan, dan kasih sayang.