Ida sejatinya dijadwalkan berangkat pada 2026. Namun, takdir berkata lain, ia dan sang anak dapat berangkat haji tahun ini.
“Seharusnya kami dijadwalkan tahun 2026, tapi alhamdulillah bisa berangkat tahun ini sebagai cadangan,” kata Reza Kanino Suprapto yang menggantikan porsi haji almarhum ayahnya.
Reza mengaku penuh semangat dalam menjalani ibadah haji tahun. Terlebih, ia harus mengemban amanah dari sang ayah.
“Tentunya amanah dari Bapak untuk bantu Ibu berhaji,” kata Reza.
Perjalanan Ida Higyawati bukan hanya tentang menunaikan ibadah haji, tapi juga tentang menaklukan keterbatasan dengan kekuatan hati. Di antara jutaan jamaah yang datang ke Tanah Suci, kisah Ida mengajarkan kita saat niat lurus dan doa tak pernah putus, maka tak ada yang terlalu berat untuk menuju rumah Allah SWT.
(Ramdani Bur)