"Mereka merasa tidak ada siapa-siapa. Karena mungkin bahasa yang berbeda, mereka tidak bisa berkomunikasi dengan tenaga kesehatan RS Arab Saudi. Mereka lebih nyaman dirawat oleh dokter dari Indonesia sendiri," kata Imam Besar Masjid Istiqlal ini.
Karena itu, Menag bersama tim Amirul Hajj akan bernegosiasi lebih lanjut dengan pemerintah Arab Saudi. "Kami coba negosiasi kalau bisa KKHI diizinkan kembali beroperasi. Menteri Kesehatan sudah mengiyakan, karena kita memiliki misi yang sama dalam menjaga kesehatan jemaah haji," kata menteri kelahiran Bone, Sulawesi Selatan ini.
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, KKHI belum beroperasi karena masih ada hal yang perlu dipertimbangkan Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi terkait penggunaan sarana dan prasarana KKHI. Menag menilai KKHI ini sangat penting. Menag mengatakan, KKHI ini sifatnya sementara dan tidak permanen. Namun, Menag yakin KHI ini akan memberikan manfaat yang lebih besar, dibandingkan pasien dirujuk langsung ke RS Arab Saudi.
(Angkasa Yudhistira)