Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kemenag Angkat Bicara soal Kendala Pergerakan Jamaah Haji Indonesia dari Muzdalifah ke Mina

Ramdani Bur , Jurnalis-Sabtu, 07 Juni 2025 |22:50 WIB
Kemenag Angkat Bicara soal Kendala Pergerakan Jamaah Haji Indonesia dari Muzdalifah ke Mina
Dirjen PHU Hilman Latief saat berbicara kepada syarikah di puncak haji 2025. (Foto: MCH 2025)
A
A
A

MAKKAH – Pemberangkatan jamaah haji Indonesia dari Muzdalifah ke Mina sempat terkendala. Alhasil, proses evakuasi jamaah dari Muzdalifah dinyatakan selesai pada Jumat 6 Juni 2025 pukul 09.40 Waktu Arab Saudi (WAS), atau telat 40 menit dari rencana awal.

“Realisasi di lapangan, pemberangkatan jamaah haji dari Muzdalifah ke Mina secara umum dimulai tepat waktu. Namun, secara keseluruhan, proses evakuasi berhasil dilakukan dan Muzdalifah dinyatakan kosong dari jamaah haji Indonesia pada pukul 09.40 WAS, terlambat 40 menit dari target yang ditetapkan,” kata Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Hilman Latief di Makkah, Sabtu (7/6/2025).

Momen jamaah haji Indonesia melakukan mabit di Muzdalifah. (Foto: MCH 2025)
Momen jamaah haji Indonesia melakukan mabit di Muzdalifah. (Foto: MCH 2025)

Jadi, apa penyebab keterlambatan ini? Hilman Latief menegaskan faktor pertama karena ketidakkonsistenan jadwal bus. Pada Jumat 6 Juni 2025 pukul 00.00 WAS, mulai ada kendala jadwal keberangkatan bus yang tidak sesuai rencana awal.

 “Kondisi tersebut menyebabkan jamaah merasa khawatir,” lanjut Hilman.

1. Jamaah Ada yang Pilih Jalan Kaki dari Muzdalifah ke Mina

Akibat bus yang telat datang, ada banyak jamaah yang memutuskan jalan kaki dari Muzdalifah ke Mina. Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) sebenarnya sudah menahan para jamaah tersebut untuk tidak berjalan kaki, namun tak bisa tertahankan.

“Karena bus yang terlambat datang, sebagian jamaah memutuskan membuka pintu keluar di Muzdalifah dan berjalan kaki menuju Mina. Hal ini memunculkan arus pergerakan spontan tanpa kendali,” kata pria 49 tahun ini.

“Pergerakan jamaah pejalan kaki berdampak pada kemacetan di jalur utama shuttle bus. PPIH menerima permintaan dari Kemenhaj dan syarikah untuk menenangkan jamaah dan menghentikan arus jalan kaki, namun sudah tidak dapat dikendalikan,” kata Hilman.

2. Langkah PPIH Mengatasi Masalah

Melihat banyaknya jamaah yang memilih jalan kaki, PPIH langsung melakukan tindakan. PPIH intens melakukan melakukan koordinasi darurat dengan Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi.

 

“Pada pukul 03.12 WAS, PPIH Arab Saudi mengirim permintaan resmi melalui pesan WA kepada Kementerian Haji dan Umrah untuk segera mengintervensi dan mempercepat pengiriman bus ke Muzdalifah,” papar Hilman.

PPIH juga meminta bantuan logistik dan proteksi jamaah kepada otoritas dan mitra Arab Saudi. Pada pukul 06.51 WAS, PPIH kembali menyampaikan permintaan kepada Kemenhaj agar mitra di Saudi segera mengirimkan bantuan logistik berupa air minum, makanan ringan, dan payung atau pelindung panas.

“Alhamdulillah pada pukul 08.50 WAS, empat kontainer bantuan datang di lokasi jemaah haji Indonesia di Muzdalifah,” jelas Hilman.

Hilman menegaskan koordinasi dan pengendalian fase pemberangkatan Muzdalifah–Mina akan mempercepat evakuasi jamaah. Namun, karena padatnya lalu lintas dan keterlambatan kedatangan bus, sebagian jamaah memutuskan berjalan kaki.

“Langkah mitigasi PPIH dengan mengintensifkan koordinasi, berhasil meminimalisir potensi dampak lebih buruk. Seluruh jemaah berhasil dievakuasi dari Muzdalifah pukul 09.40 WAS,” tegasnya.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Saudi yang sangat responsif memberikan dukungan dalam mengatasi situasi dan dinamika di lapangan.  Sebagai penanggung jawab Petugas Penyelenggara Ibadah Haji, kami menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang dirasakan jemaah,” tutupnya.

(Ramdani Bur)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement