Wa la ana 'abidum ma 'abattum
Artinya : “Aku pun tidak pernah menjadi penyembah apa yang kalian sembah.”
Pada ayat keempat terdapat lima hukum tajwid, seperti:
* لَا أَ : Mad jaiz munfasil, lam fathah bertemu alif dan diikuti hamzah di kata lain, dibaca 2-5 harakat.
* عَا : Mad thobi’i, karena 'ain fathah bertemu alif, dibaca 2 harakat.
* بدٌ مَا : Idghom bigunnah, tanwin dhammah bertemu mim, mim dibaca dengan tasydid dan dengungan, setelah itu mad thobi’i pada mim fathah bertemu alif.
* بدْتُم : Idghom mutajanisain, dal sukun bertemu ta’, dal dimasukkan ke ta’, sehingga ta’ dibaca seperti tasydid.
وَلَآ اَنْتُمْ عٰبِدُوْنَ مَآ اَعْبُدُۗ
Wa la antum 'abiduna ma a'bud
Artinya : “Dan kalian tidak pula menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah.”
Mengandung lima hukum tajwid, antara lain :
* لَا أَ : Mad jaiz munfasil, lam fathah diikuti alif bertemu hamzah pada kata berbeda, dibaca 2-5 harakat.
* نْتُم : Ikhfa' aqrab, nun sukun bertemu ta’, dibaca samar dengan dengungan.
* نْتُمْ عٰبِ : Idhar syafawi, mim sukun bertemu 'ain, dibaca jelas, lalu mad thobi’i pada 'ain bertemu alif, dibaca 2 harakat.
* عٰبِدُوْنَ : Mad thobi’i, fathah di atas 'ain dan wau sukun didahului dhammah, dibaca 2 harakat.
* مَا أَ : Mad jaiz munfasil, mim bertemu alif dan diikuti hamzah pada kata lain, dibaca 2-6 harakat.
* بدُ : Qolqolah kubro, dal qalqalah di akhir kalimat, dibaca dengan pantulan.
لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ
Lakum dinukum wa liya din
“Agamamu untukmu, dan agamaku untukku.”
Mengandung empat hukum tajwid, yaitu:
* كمْ دِيْنـ : Idhar syafawi, mim sukun bertemu dal, dibaca jelas, kemudian mad thobi’i karena dal kasrah bertemu ya' sukun, dibaca 2 harakat.
* كمْ وَ : Idhar syafawi, mim sukun bertemu wau, dibaca jelas.
* دِيْن٠ : Mad arid lissukun, dal kasrah bertemu ya' sukun di akhir ayat, dibaca 2-6 harakat. Wallahualam
(Erha Aprili Ramadhoni)