JAKARTA - Perbedaan mad shilah sughra dan mad shilah kubra patut diketahui kaum muslim. Hal ini agar tidak terjadi kesalahan saat membaca Alquran.
Mad shilah sughra dan mad shilah kubra merupakan salah satu tajwid yang perlu dipelajari. Hal ini agar bisa membaca Alquran dengan baik dan benar sesuai kaidah tajwid dan tidak terjadi kesalahan makna.
Berikut perbedaan mad shilah sughra dan mad shilah kubra, sebagaimana dihimpun Okezone, Kamis (21/8/2025):
Secara bahasa, Mad memiliki arti tambahan atau panjang. Sementara Shilah berarti "lanjut". Artinya, Mad tidak akan muncul kecuali jika dibaca lanjut. Dengan kata lain, tidak dibaca panjang (mad) kalau tidak lanjut.
Melansir laman Lafal Quran, menurut bahasa, shilah artinya hubungan dan qashirah artinya pendek. Karena itu, menurut istilah, mad silah qasirah adalah bacaan yang dibaca panjang karena ada Ha’ Dhomir sebelumnya bertemu huruf yang berharakat dan dibaca pendek karena ada Ha’ Dhamir yang dihubungkan dengan huruf sukun atau tasydid.
Hukum bacaan disebut mad shilah qasirah apabila ada Ha’ Dhamir ( ﻪ , ه ) yang berada sesudah huruf yang berharakat, kecuali huruf mati atau sukun dan tidak pula dihubungkan dengan huruf berikutnya, seperti bacaan tasydid atau huruf mati atau sukun.
Cara membaca hukum mad shilah qashirah yaitu dibaca dengan panjang 1 alif atau 2 harakat / ketukan, seperti panjang mad thobi’i.
Mad shilah qasirah memiliki ciri yakni dhomah terbalik di ha dhamir atau kasrah berdiri. Mad shilah qasirah (pendek) yaitu mad shilah yang tidak diikuti hamzah dan dibaca panjang dua harakat atau satu alif. Jika diikuti hamzah, hukumnya bukan lagi mad shilah qasirah, tapi mad shilah thawilah.
Secara bahasa, thawilah berarti 'panjang'. Dalam hal ini, dibaca lebih dari 2 harakat.
Disebut mad shilah lantaran bacaan panjang (mad) tidak akan terwujud kecuali jika dibaca lanjut (washal atau shilah) dan juga karena ha’ dhamir disambung dengan mad wau atau mad ya ketika dibaca lanjut. Dinamakan thawilah karena dibaca panjang lebih dari 2 harakat.
Karena itu, mad shilah thawilah adalah hukum ketika ha dhamir (kata ganti) yang dibaca panjang lebih dari 2 harakat ketika lanjut, dengan syarat ha’ dhamir tersebut terletak di antara dua huruf yang berharakat dan huruf keduanya adalah hamzah.
Jika tidak bertemu hamzah, mad berubah menjadi mad shilah sughra (qashirah). Mad shilah thawilah boleh dibaca panjang sampai 2 setengah alif atau 5 harakat/ketukan.
Cara membaca mad shilah thawilah adalah dengan memanjangkannya sampai 5 harakat atau 2,5alif, termasuk pada ha’ dhamir yang berharakat dhommah maupun kasrah.
Wallahualam
(Erha Aprili Ramadhoni)