Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Contoh Kultum Singkat tentang Ikhlas

Erha Aprili Ramadhoni , Jurnalis-Kamis, 04 September 2025 |14:23 WIB
Contoh Kultum Singkat tentang Ikhlas
Contoh Kultum Singkat tentang Ikhlas (Ilustrasi/Unsplash)
A
A
A

JAKARTA - Keikhlasan kerap menjadi tema yang dibahas dalam ceramah maupun kultum. Hal ini lantaran ikhlas memegang aspek penting dalam kehidupan. 

Ikhlas dapat berarti melakukan sesuatu dengan niat yang tulus tanpa mengharapkan imbalan dari manusia, melainkan hanya karena Allah SWT. 
Dengan bersikap ikhlas, dapat terhindar dari kekecewaan dan bisa menjalani hidup dengan lebih tenang serta penuh keberkahan.

Berikut kultum singkat tentang ikhlas, sebagaimana dihimpun Okezone, Kamis (4/9/2025): 

1. Contoh Kultum 1

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Puji dan Syukur marilah kita panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta berkah-Nya kepada kita, umat islam. Shalawat dan salam kita curah limpahkan kepada junjungan alam Nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan semua pengikutnya.

Rasulullah SAW. berpesan kepada umatnya: "Sungguh, sahnya amal itu tergantung niat. Bagian setiap orang (dari amalnya) adalah niatnya. Barang siapa hijrahnya karena Allah SWT dan rasul-Nya, maka hijrahnya karena Allah SWT dan rasul-Nya (diterima dan mendapat pahala). Barang siapa hijrahnya karena dunia yang dicapai atau perempuan yang dinikahi maka hijrahnya karena tujuan tersebut (tercela, tidak diterima di sisi Allah SWT dan tidak mendapat pahala)."

Begitu luas makna dari hadis di atas, bahkan dikatakan hadis tersebut merupakan separuh ilmu. Bagaimana tidak, amal yang dikerjakan oleh setiap orang muslim sangat-sangat bergantung pada niat. Bahkan tidak berlebihan kiranya jika dikatakan niat lebih utama daripada amal. Sebab, balasan dari amal seorang muslim tergantung oleh niatnya.

 

Az-Zarnuji dalam Ta'lim al-Muta'allim menjelaskan: "Banyak amal perbuatan yang berbentuk amal dunia, lalu menjadi amal akhirat karena bagusnya niat, dan banyak pula amal yang berbentuk amal akhirat, kemudian menjadi amal dunia karena buruknya niat."
Andai kita mau berangan-angan, sekilas orang yang tidak makan sejak fajar sampai terbenamnya matahari dengan niat puasa itu sama saja dengan orang yang tidak makan tanpa niat puasa.

Mereka berdua sama-sama kehausan, sama-sama kelaparan, lemas dan kurang tenaganya karena tidak makan dan minum. Akan tetapi orang yang pertama mendapat pahala ibadah puasa karena telah niat puasa. Sementara orang yang kedua tidak mendapat apa-apa kecuali rasa lapar dan haus. Karena apa? Tentu jawabannya karena tidak terbesit di dalam hatinya untuk niat puasa, beribadah kepada Allah SWT.

Hadirin yang dirahmati Allah, maka dari itu sangat penting kiranya kita murnikan setiap aktifitas yang kita jalankan untuk beribadah kepada Allah SWT.

Imam Al-Ghazali menjelaskan, ikhlas adalah sebagaimana sabda Rasulullah SA ketika ditanya tentang ikhlas. Dalam kitab Ihya' Ulumuddin, Imam Al-Ghazali menjelaskan:

"Penjelasan yang tuntas (terkait ikhlas) adalah penjelasan pemimpin setiap makhluk yakni Nabi SAW saat ditanya perihal ikhlas. Rasulullah SAW menjelaskan (ikhlas adalah) kamu berkata: 'Allah SWT adalah Tuhanku." Lantas kamu konsisten sebagaimana kamu diperintah. Artinya jangan kamu sembah hawa nafsu kamu, jangan kamu sembah selain Tuhan kamu dan kamu konsisten dalam beribadah kepada Allah SWT. Penjelasan demikian memberi isyarat untuk menghilangkan selain Allah dalam pandangan dan inilah hakikatnya ikhlas."

Sederhananya, yang dapat mengukur taraf keikhlasan adalah diri kita sendiri. Bagaimana kita mengarahkan hati dan pikiran supaya beramal murni untuk Allah SWT. Menghilangkan tujuan-tujuan lain yang dapat merusak amal sehingga apa yang kita lakukan tidak ada artinya.

Terakhir, mari kita berdo'a bersama semoga kita bisa meluruskan niat dalam beribadah kepada Allah serta semoga amal kita diterima di sisi Allah SWT. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

(Dikutip dari laman lirboyo.net).

 

2. Contoh Kultum 2

Hadirin yang dirahmati Allah,

Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan kita kesempatan untuk berkumpul dalam keadaan sehat. Shalawat serta salam kita haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, suri teladan kita dalam segala aspek kehidupan.

Pada kesempatan kali ini, saya ingin menyampaikan sebuah ceramah singkat tentang ikhlas. Ikhlas adalah salah satu akhlak mulia yang diajarkan dalam Islam. Ikhlas berarti melakukan segala sesuatu hanya karena Allah SWT, bukan karena ingin dipuji, dihormati, atau mendapatkan keuntungan pribadi.

Dalam Alquran, Allah SWT berfirman:

مَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا لِيَعْبُدُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۙ حُنَفَاۤءَ وَيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوا الزَّكٰوةَ وَذٰلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِۗ

Artinya : “Mereka tidak diperintah, kecuali untuk menyembah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya lagi hanif (istikamah), melaksanakan salat, dan menunaikan zakat. Itulah agama yang lurus (benar).” (Q.S Al-Bayyinah ; 6)

Ayat ini menegaskan bahwa setiap amal ibadah yang kita lakukan harus didasari oleh niat yang murni untuk mencari ridha Allah SWT. Tanpa keikhlasan, amal sebesar apa pun bisa menjadi sia-sia di sisi-Nya.

Hadirin sekalian,

Ada banyak contoh dalam kehidupan sehari-hari yang bisa menunjukkan makna ikhlas. Misalnya, seorang guru yang mengajar dengan sepenuh hati tanpa berharap imbalan lebih dari muridnya. Seorang ibu yang merawat anaknya dengan penuh kasih sayang, meskipun sering kali tidak mendapat ucapan terima kasih. Atau seorang pekerja yang tetap menjalankan tugasnya dengan baik meskipun tidak ada yang melihat. Semua ini adalah contoh keikhlasan yang seharusnya kita praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Namun, keikhlasan tidak selalu mudah. Kadang kita merasa sulit untuk tetap ikhlas ketika menghadapi ketidakadilan atau perlakuan yang tidak sesuai harapan. Oleh karena itu, ada beberapa cara untuk melatih keikhlasan, yaitu:

1. Memperbaiki niat sebelum melakukan sesuatu – Tanyakan pada diri sendiri, apakah kita melakukan ini karena Allah atau karena ingin dipuji orang lain?

2. Tidak mengharapkan balasan dari manusia – Percayalah bahwa Allah SWT melihat setiap amal baik, meskipun tidak ada manusia yang mengetahuinya.

3. Menghindari sifat riya – Jangan melakukan sesuatu hanya untuk mendapatkan pengakuan, karena hal itu bisa menghapus pahala amal kita.

4. Selalu bersyukur dalam setiap keadaan – Jika kita bersyukur, kita tidak akan mudah kecewa ketika tidak mendapatkan penghargaan dari manusia.

Hadirin yang berbahagia,

Marilah kita berusaha untuk selalu ikhlas dalam segala hal, baik dalam ibadah maupun dalam kehidupan sehari-hari. Dengan ikhlas, hati kita akan lebih tenang, hidup kita lebih berkah, dan amal kita diterima oleh Allah SWT. Semoga Allah senantiasa membimbing kita untuk menjadi pribadi yang lebih ikhlas dalam setiap langkah kehidupan.

Aamiin ya Rabbal ‘Alamin.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Wallahualam 

(Erha Aprili Ramadhoni)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement