Oleh karena itu, Ma’asyiral muslimin, jamaah Jumat rahimakumullah,
Marilah kita jaga lisan kita dan menggunakannya untuk kebaikan dengan cara yang baik. Menjaga lisan adalah kunci hidup damai. Ketika diri kita berkomitmen untuk berkata baik dan menahan diri dari perkataan buruk, maka lingkungan akan menjadi tenteram, hati orang lain akan merasa aman dan nyaman, dan hubungan sosial akan semakin harmonis.
Termasuk di era media sosial saat ini, menjaga lisan juga berarti menjaga jari-jemari saat membuat tulisan. Apa yang kita ketik, kita beri komentar, atau kita sebarkan di dunia maya sama nilainya dengan apa yang kita ucapkan di dunia nyata. Maka, prinsip “berkata baik atau diam saja” juga berlaku di ruang-ruang digital.
Semua yang dihasilkan lisan akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT. Dengan menjaga lisan, kita bukan hanya menyelamatkan diri kita dari dosa, tetapi juga membawa ketenangan bagi orang-orang di sekitar kita. Hidup pun akan terasa lebih damai, aman, dan penuh keberkahan.
Dalam kitab Risalatul Mustarsyidin disebutkan sebuah doa agar lisan kita senantiasa digunakan untuk dzikir mengingat Allah. Doa tersebut adalah: اَللَّهُمَّ اجْعَلْ صَمْتِي فِكْراً وَنُطْقِي ذِكْراً
Artinya: “Wahai Allah, jadikanlah diamku berpikir, dan bicaraku berdzikir.”