Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Adab saat Melayat, Jangan Tanyakan Penyebab Kematian

Erha Aprili Ramadhoni , Jurnalis-Jum'at, 19 September 2025 |18:53 WIB
Adab saat Melayat, Jangan Tanyakan Penyebab Kematian
Adab saat Melayat, Jangan Tanyakan Penyebab Kematian (Ilustrasi/Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Ada sejumlah adab yang perlu diperhatikan kaum muslim saat melayat. Jangan sampai kehadiran saat takziah menambah beban batin keluarga yang tengah berduka. 

Saat takziah, sebaiknya hindari bertanya soal kronologi maupun penyebab kematian. Bisa jadi keluarga yang berduka telah menerima pertanyaan serupa berulang kali dari pelayat lainnya. 

Padahal, Islam telah memberikan pedoman bagaimana seharusnya seorang muslim bertakziyah, yaitu menghadirkan doa, penghiburan, serta meringankan beban keluarga yang ditinggalkan. Berikut beberapa adab melayat yang diajarkan Rasulullah SAW, sebagaimana melansir laman Muhammadiyah, Jumat (19/9/2025): 

1. Baca Istirjā‘ dan Doa ketika Dengar Musibah

Seorang muslim dianjurkan membaca
إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ

Artinya : “Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali.” (QS. al-Baqarah [2]: 156).

Disertai doa sebagaimana diajarkan Rasulullah SAW:

اللَّهُمَّ أْجُرْنِي فِي مُصِيبَتِي وَأَخْلِفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا
Artinya : “Ya Allah, berilah aku pahala karena musibah ini dan gantikanlah bagiku dengan yang lebih baik.”

Rasulullah SAW bersabda:

«مَا مِنْ مُسْلِمٍ تُصِيبُهُ مُصِيبَةٌ فَيَقُولُ مَا أَمَرَهُ اللهُ {إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ} اللَّهُمَّ أْجُرْنِي فِي مُصِيبَتِي وَأَخْلِفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا إِلَّا أَخْلَفَ اللهُ لَهُ خَيْرًا مِنْهَا»

Artinya : “Tidaklah seorang muslim ditimpa musibah lalu ia mengucapkan doa istirjā‘ sebagaimana yang diperintahkan Allah, melainkan Allah akan menggantikannya dengan yang lebih baik.” (HR. Ahmad no. 25498, Muslim no. 918).

2. Hibur dan Ringankan Kesedihan Keluarga

Takziyah bukan ajang memperbincangkan detail kematian, melainkan kesempatan untuk menguatkan keluarga yang ditinggalkan. Rasulullah SAW pernah bersabda kepada keluarga yang berduka:

إِنَّ لِلَّهِ مَا أَخَذَ وَلَهُ مَا أَعْطَى وَكُلُّ شَيْءٍ عِنْدَهُ بِأَجَلٍ مُسَمًّى فَلْتَصْبِرْ وَلْتَحْتَسِبْ

Artinya : “Sesungguhnya milik Allah apa yang Dia ambil, dan milik-Nya pula apa yang Dia berikan. Setiap sesuatu di sisi-Nya sudah ada batas waktunya. Maka hendaklah engkau bersabar dan mengharap pahala.” (HR. al-Bukhari no. 6829).

Nabi Muhammad mencontohkan ketulusan empati. Ketika cucunya dalam keadaan sekarat, beliau menangis hingga ditanya oleh sahabat. Nabi SAW menjawab:

«إِنَّمَا يَرْحَمُ اللهُ مِنْ عِبَادِهِ الرُّحَمَاءَ»

Artinya : “Sesungguhnya Allah hanya menyayangi hamba-hamba-Nya yang penuh kasih sayang.” (HR. al-Bukhari no. 6894).

 

3. Bantu Keluarga yang Berduka

Salah satu bentuk kepedulian adalah membuatkan makanan bagi keluarga almarhum, bukan sebaliknya. Rasulullah SAW bersabda setelah wafatnya Ja‘far bin Abi Thalib:

«إِنَّ آلَ جَعْفَرٍ قَدْ شُغِلُوا بِشَأْنِ مَيِّتِهِمْ فَاصْنَعُوا لَهُمْ طَعَامًا»

Artinya : “Sesungguhnya keluarga Ja‘far sedang sibuk dengan urusan musibah mereka, maka buatkanlah makanan untuk mereka.” (Sunan Ibn Majah no. 1611).

4. Iringi Jenazah hingga Pemakaman

Takziyah paling utama adalah menghadiri sholat jenazah dan mengantarkan hingga ke liang kubur. Rasulullah SAW bersabda:

«مَنْ شَهِدَ الْجَنَازَةَ حَتَّى يُصَلِّيَ فَلَهُ قِيرَاطٌ، وَمَنْ شَهِدَ حَتَّى تُدْفَنَ كَانَ لَهُ قِيرَاطَانِ». قِيلَ: وَمَا الْقِيرَاطَانِ؟ قَالَ: «مِثْلُ الْجَبَلَيْنِ الْعَظِيمَيْنِ»

Artinya : “Barangsiapa menghadiri jenazah hingga ikut menyalatkannya, maka baginya pahala satu qirath. Dan barangsiapa menghadirinya hingga dimakamkan, maka baginya dua qirath.” Ditanyakan, “Apakah dua qirath itu?” Beliau menjawab: “Seperti dua gunung besar.” (HR. al-Bukhari no. 1240, Muslim no. 1570).
 

(Erha Aprili Ramadhoni)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement