Nabi Muhammad begitu menyayangi istrinya, Sayyidah Khadijah. Hal ini terbukti selama Khadijah masih hidup, Nabi tidak pernah menikah dengan wanita lain sehingga ia tidak pernah dimadu.
Khadijah mendampingi Rasulullah SAW selama 25 tahun tanpa dimadu. Ini menjadi keistimewaan yang tidak dimiliki oleh istri-istri lainnya. Kecintaan Nabi pada Khadijah nyaris membuat Aisyah cemburu dan mengatakan: seolah di dunia ini hanya ada satu wanita, yaitu Khadijah. (Ibnu Katsir, Al-Bidayah wan Nihayah, juz III, halaman 128)
Menurut Ibnu Katsir, semua istri Nabi memiliki keistimewaan masing-masing, adapun keutamaan Khadijah terletak pada cinta Nabi Muhammad yang begitu besar kepadanya. Selain itu, Nabi tidak menikahi wanita lain selama Khadijah masih hidup merupakan bentuk penghormatan kepadanya sekaligus pengakuan atas keutamaannya sebagai muslimah pertama yang masuk Islam. (Ibnu Katsir, Al-Bidayah wan Nihayah, juz III, halaman 129)
Pengorbanan Khadijah begitu besar dalam memberikan dukungan terhadap perjuangan Nabi. Ia senantiasa mendampingi serta mengorbankan diri dan hartanya demi memudahkan dakwah Islam. Atas ketulusannya itu, Allah memberikan apresiasi dengan mengirimkan salam kepadanya melalui Malaikat Jibril. Imam Ibnul Qayyim mengungkapkan:
وَأَرْسَلَ اللَّهُ إِلَيْهَا السَّلَامَ مَعَ جِبْرِيلَ، وَهَذِهِ خَاصَّةٌ لَا تُعْرَفُ لِامْرَأَةٍ سِوَاهَا
Artinya: "Allah mengirim salam kepadanya (Khadijah) melalui Jibril, dan ini merupakan keistimewaan yang tidak diberikan kepada wanita lain." (Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah, Zadul Ma'ad [Beirut, Muassasah Ar-Risalah: 1998] juz I, halaman 102)