Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Donasi Bencana Disalurkan untuk Korban Fiktif, Ini Hukumnya dalam Islam

Rahman Asmardika , Jurnalis-Kamis, 11 Desember 2025 |14:36 WIB
Donasi Bencana Disalurkan untuk Korban Fiktif, Ini Hukumnya dalam Islam
Ilustrasi. (Foto: Freepik)
A
A
A

Dalam tafsirnya, Syekh Wahbah Az-Zuhaili menjelaskan bahwa ayat ini secara tegas melarang untuk mengkhianati Allah, Rasul-Nya, dan amanat yang telah diberikan. Amanat yang dimaksud ialah setiap pekerjaan yang dipercayakan oleh Allah SWT kepada hamba-hamba-Nya untuk dilakukan dengan baik dan sesuai prosedur, termasuk menyampaikan amanat donasi bencana kepada korban nyata, bukan kepada korban fiktif.

Syekh Wahbah Az-Zuhaili menerangkan:

والأمانة: الأعمال التي ائتمن الله عليها العباد من الفرائض والحدود، وخيانتها: تعطيل فرائض الدين، والتحلل من أحكامه والاستنان بسنته، وتضييع حقوق الآخرين

Artinya: “Amanah adalah segala amal yang Allah percayakan kepada hamba-hamba-Nya berupa kewajiban-kewajiban dan ketentuan-ketentuan. Sedangkan khianat terhadap amanah itu ialah menelantarkan kewajiban agama, melepaskan diri dari hukum-hukumnya dan dari tuntunan sunnahnya, serta menyia-nyiakan hak-hak orang lain.” (Wahbah Az-Zuhaili, Tafsirul Munir, [Damaskus, Darul Fikr: 2009 M], jilid V, hal. 314).

Sementara itu, Prof. Quraish Shihab menjelaskan bahwa maksud dari amanat pada ayat di atas ialah titipan yang dipercayakan untuk dijaga sehingga orang yang menitipkan merasa aman dan suatu saat akan diambil dalam keadaan utuh. (Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, [Jakarta: Lentera Hati], Vol. 5, hal. 423).

Kedua, menyalahgunakan dana donasi korban bencana termasuk ghulul. Dalam ajaran Islam, menyelewengkan harta dinamakan ghulul dan perilaku ini termasuk ke dalam dosa besar.

 

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement