Dalam terjemahan kitab Quratul al-Uyun: "Untuk seorang mempelai pria (suami), bahwa posisi seorang istri dalam bersetubuh adalah terlentang di atas seprei yang dingin. Kemudian suaminya naik ke atas tubuh istrinya (dalam kondisi tubuh terlungkup), sementara sang istri menundukkan kepala ke bawah dan pinggulnya (pantat) diangkat ke atas dengan diberi ganjalan sebuah bantal"
Posisi tersebut merupakan posisi paling nikmat dalam bersetubuh. Imam al-Razi mengatakan bahwa "posisi bersetubuh sebagaimana diterangkan di atas, adalah posisi yang dipilih oleh para ulama fikih dan para ahli kesehatan".
Sedangkan menurut buku Pendidikan Seks dalam Islam hal. 16 ditulis oleh Ibnu Kharis,dalam memilih gaya seks Islam tidak melarang sama sekali. Improvisasi dan kreatifitas dalam bercinta sangat diperlukan agar keduanya tidak merasa jenuh.
Jabir yang bercerita, “Orang-orang Yahudi melarang seorang suami menyetubuhi istrinya dengan bergaya doggy style, karena hal tersebut dapat membuat mata anak yang lahir nanti juling. Turunlah ayat yang menegur mitos orang-orang Yahudi tersebut, “Istri kalian itu bagaikan ladang, maka tanamilah sesuka hatimu” (QS. Al-Baqarah [2]: 223) (HR. Bukhari dan Muslim).