Kaum Yahudi juga menjadi perhatian Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam. Terbukti dari substansi Piagam Madinah, Rasulullah menyebutkan sebuah visi kaum Muslim. Di dalamnya disebutkan bahwa seorang Muslim akan mempertahankan agamanya dan kaumnya. Sementara kaum Yahudi dianggap pihak yang mempunyai keyakinannya sendiri, namun dapat hidup berdampingan bersama umat Muslim.
Piagam Madinah lahir 600 tahun sebelum Piagam Magna Charta sebagai rujukan dalam membentuk konstitusi oleh dunia Barat. Beberapa poin penting yang diperuntukkan bagi kaum Muslimin dan non-Muslim dalam menjunjung HAM, di antaranya menyebutkan bahwa Muslim dari kalangan Quraisy dan Yastrib dan siapa pun yang mengikuti dan berjihad bersama adalah satu umat.
Baca juga: Kekhususan Nabi Muhammad: Tidak Menguap hingga Tahu Ringkihan Langit
Kemudian kaum Yahudi disebut satu umat dengan orang mukmin, jadi tidak ada pemaksaan dalam memilih agama. Orang-orang Yahudi dan Muslim pun berkewajiban dalam menanggung nafkah mereka dan hendaklah saling tolong-menolong.
"Dalam mengembangkan argumen-argumen ini dengan sesama Muslim, Kristen, dan Yahudi, (Nabi) Muhammad jelas menolak elitisme dan rasisme serta menuntut agar umat Islam melihat saudara dari keturunan Ibrahim setara di hadapan Tuhan," imbuh Considine.
Considine juga mengkaji khotbah terakhir Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam yang dinilainya sarat pesan kemanusiaan. Khotbah itu disampaikan pada 9 Zulhijah Tahun 10 Hijriah di Lembah Uranah, Gunung Arafah.
Dari Jarir Radhiyallahu anhu diriwayatkan:
"Sungguh Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda kepadanya, pada Haji Wada’ (haji perpisahan/haji terakhir Nabi). Simaklah dengan baik wahai orang-orang, lalu Beliau bersabda: 'Jangan kalian kembali kepada kekufuran setelah aku wafat, saling bunuh, dan memerangi satu sama lain'." (HR Bukhari)
Baca juga: Mengetahui Kelembutan yang Diajarkan Rasulullah
Versi Considine, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam berperang melawan rasisme jauh sebelum Martin Luther King dan Nelson Mandela. Lantaran substansi pesannya bagi umat Islam agar bersikap toleran terhadap perbedaan dan menyambut keragaman.
Bahkan Considine mengutip khotbah Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam:
"... seorang kaum Arab bukanlah superioritas daripada non-Arab. Kaum non-Arab juga memiliki keunggulan; orang kulit putih tidak memiliki keunggulan di atas orang kulit hitam, juga orang kulit hitam tidak memiliki keunggulan di atas orang kulit putih kecuali oleh kesalihan dan tindakan yang baik."