Al Amin, Gelar dan Pengakuan atas Kejujuran Nabi Muhammad

Ahmad Haidir, Jurnalis
Senin 28 Juni 2021 12:32 WIB
Ilustrasi Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam mendapat gelar Al Amin berkat kejujurannya. (Foto: Freepik)
Share :

SEBAGAI sosok manusia yang menjadi kekasih Allah Subhanahu wa ta'ala, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam sarat akan sifat-sifat mulia. Ini dapat dijadikan suri teladan bagi siapa saja, umat Islam maupun masyarakat secara umum.

Salah satu sifat luar biasa yang terdapat pada sosok Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam adalah Al Amin atau 'amanah, jujur, dan dapat dipercaya'. Jauh sebelum dinobatkan menjadi Rasulullah, sosok Nabi Muhammad sudah terkenal dengan kejujurannya.

Baca juga: Kisah Rasulullah saat Berkurban, 63 Unta Disembelih Sendiri 

Ketika kecil, diceritakan bahwa Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam telah mengikuti pamannya Abdul Muthalib berdagang hingga negeri yang jauh yaitu Syam (meliputi Suriah, Palestina, Yordania, Lebanon).

Dikutip dari kisah yang terdapat dalam kitab 'Sirah Nabawiyah', Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam dalam berdagang sangat dikenal akan kejujurannya. Beliau tidak pernah menipu siapa pun, baik pembeli maupun majikannya.

Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam juga tidak pernah mengubah takaran atau mengurangi timbangan. Selain itu, semua transaksi yang dilakukan selalu disertai ijab kabul yang bertujuan agar terjalin sukarela antara pembeli dan pedagang, sehingga tidak ada yang merasa dirugikan.

Atas sifat dan karakter jujur yang dimilikinya, Nabi Muhammad juga menyandang gelar "Al Amin" yang diperoleh dari penduduk Makkah.

Baca juga: Kisah Rasulullah Sangat Amanah, Bahkan ke Orang yang Hendak Membunuhnya 

Alkisah, gelar Al Amin diperoleh Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam tatkala berusia 35 tahun, terjadi banjir besar yang melanda Kota Makkah yang lantas menghancurkan bangunan Kakbah. Atas kejadian tersebut, penduduk Makkah lantas berbondong-bondong membangun kembali Kakbah yang hancur diterjang banjir.

Ketika pembangunan Kakbah telah rampung, terjadi perselisihan di antara para penduduk. Setiap kabilah atau suku merasa berhak dan saling berebut untuk menjadi sosok yang akan meletakkan Hadjar Aswad, batu suci yang ada di Kakbah.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Muslim lainnya