3. وَلَآ اَنْتُمْ عٰبِدُوْنَ مَآ اَعْبُدُۚ
Wa la antum 'abiduna ma a'bud
"Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah."
Pada ayat ketiga Surat Al Kafirun terdiri dari 6 hukum tajwid, yaitu:
لَا أَ : Mad jaiz munfasil, karena lam fathah bertemu dengan alif lalu diikuti hamzah namun di lain kata. Membacanya panjang 2–5 harakat.
نْتُم : Ikhfa' Aqrab, karena nun sukun bertemu dengan ta'. Nun sukun dibaca samar dan didengungkan selama 3 harakat.
ـتمْ عَا : Idhar syafawi, karena mim sukun bertemu dengan 'ain. Cukup dibaca jelas. Kemudian setelahnya terdapat hukum mad thobi’I, karena 'ain bertemu dengan alif. Dibaca panjang selama 2 harakat.
بدُوْن : Mad thobi’I, karena huruf wau sukun didahului oleh huruf berharakat dhommah yaitu dal. Membacanya panjang 2 harakat.
مَا أَ : Mad jaiz munfasil, karena huruf mad yaitu mim fathah bertemu alif dan diikuti hamzah namun di lain kata. Cara membacanya yaitu dipanjangkan 2–5 harakat.
ـبُدُ٠ : Qolqolah kubro, karena salah satu huruf qalqalah yaitu dzal berada di akhir kalimat sehingga diwaqofkan. Cara membacanya dengan dipantulkan.
4. وَلَآ اَنَا۠ عَابِدٌ مَّا عَبَدْتُّمْۙ
Wa la ana 'abidum ma 'abattum
"Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,"
Ayat keempat Surat Al Kafirun juga memiliki 5 hukum tajwid, yaitu:
لَا أَ : Mad jaiz munfasil, karena lam fathah bertemu dengan alif dan diikuti oleh hamzah di lain kata. Dibaca panjang selama 2–5 harakat.
عَا : Mad thobi’I, karena 'ain fathah bertemu dengan alif. Dibaca panjang selama 2 harakat.
بدٌ مَا : Idghom bigunnah, karena harakat dhommah tanwin bertemu dengan mim. Harakat tanwin dileburkan sehingga mim seolah-olah bertasydid. Membacanya disertai dengung. Setelahnya terdapat hukum mad thobi’I, karena mim fathah diikuti alif. Dibaca panjang 2 harakat.
ـبدْتُم : Idghom mutajanisain, karena dal sukun bertemu dengan ta'. Huruf dal dimasukkan ke huruf ta', sehingga ta' seolah-olah berharakat tasydid.