Lalu bagaimana jika Alquran yang salah cetak tersebut terlanjur beredar? Abdul Aziz menegaskan pasti ditarik. "Harus ditarik dan harus dimusnahkan ya, kalau ada yang fatal gitu. Apalagi kalau tidak bisa diperbaikiya harus dimusnahkan,” tandasnya.
Menurut Abdul Aziz, jika ada kesalahan dipastikan tidak ada kesengajaan, tapi lebih kepada kelalaian atau faktor human error. Karena Alquran ada 30 juz, dengan lebih dari 6 ribu ayat, sekian juta kalimat, sekian juta huruf, sehingga potensi kesalahan pasti ada.
Di situ, pentingnya pentashihan. "Jadi, tidak boleh dari layout langsung diterbitkan, tapi harus proses pentashihan di sini. Jadi tidak ada, saya jamin, tidak ada unsur kesengajaan. Gak mungkin para penerbit sengaja menyalahkan, tambahnya.
Namun, Abdul Aziz juga meminta agar penerbit jangan memalsukan tanda tashih. Sebab, cepat atau lambat jika ada kesalahan cetak pasti akan ketahuan. Karena, Alqura di Indonesia bukan dijaga Lajnah saja, tetapi Allah.
"Allah yang menjaga Alquran. Jadi itu akan ketahuan, kalau ada kesalahan pasti akan ketahuan kalau tidak melalui proses pentashihan," pungkasnya.
(Maruf El Rumi)