NATIONAL Aeronautics and Space Administration atau NASA dikabarkan sedang mengembangkan hijab khusus untuk astronot Muslimah. Hal ini berdasarkan hadirnya astronot Muslimah yang akan melakukan misi penerbangan luar angkasa.
Nora Al Matrooshi menjadi Muslimah pertama dari Uni Emirat Arab (UEA) yang akan melakukan perjalanan ke luar angkasa sebagai astronot NASA.
Pada 2021, Nora Al Matrooshi bersama satu rekannya terpilih menjadi kandidat astronot yang dipilih oleh Badan Antariksa Uni Emirat Arab (UAESA).
Ia pun lulus di antara 4.000 pesaing lainnya dalam program pelatihan Johnson Space Center NASA di Houston, Texas, Amerika Serikat.
Setelah dua tahun melakukan berbagai pelatihan untuk menjadi astronot yang memenuhi kualifikasi, wanita Muslim berusia 30 tahun ini bersama 11 rekan lainnya mempersiapkan diri untuk menjalankan misi memotret bulan.
"Saya berpikir menjadi astronot itu sulit, tidak peduli apa agama Anda atau sejarah Anda," ujar Nora Al Matrooshi, dikutip dari Hurriyet Daily News, Sabtu (16/3/2024).
Namun karena mengenakan hijab, cukup sulit untuk menggunakan pakaian astronot atau resminya disebut Extravehicular Mobility Unit (EMU).
Tidak sembarang bahan pakaian dapat digunakan bersamaan ketika mengenakan baju astronot. Pemilihan bahan pakaian untuk astronot harus mempertimbangkan berbagai faktor terkait lingkungan luar angkasa.
Pakaian antariksa harus memenuhi standar yang ketat untuk menjaga kesehatan dan kenyamanan astronot selama misi luar angkasa. Sehingga, tidak semua bahan pakaian cocok untuk digunakan saat menggunakan baju astronot.
"Segera setelah Anda masuk ke EMU (baju astronot), Anda mengenakan topi (komunikasi) (dilengkapi dengan mikrofon dan speaker), yang menutupi rambut Anda," jelasnya.
Maka dari itu secara darurat, Tim NASA pun menjahit sebuah hijab dengan bahan khusus yang bisa digunakan di balik helm astronot tersebut.
Nora Al Matrooshi menjelaskan bahwa NASA sedang mengembangkan strategi yang memungkinkan dia tetap menutupi rambutnya saat mengenakan pakaian dan helm luar angkasa tersebut.
"Para teknisi pakaian akhirnya menjahitkan hijab darurat untuk saya, sehingga saya bisa memakainya, masuk ke dalam pakaian, dan kemudian mengenakan topi, lalu melepasnya dan rambut saya akan tertutup. Jadi saya sangat, sangat menghargai mereka yang melakukan hal itu untuk saya," tuturnya.
Tantangan tersebut tidak menghentikan Nora Al Matrooshi untuk meraih mimpinya terbang ke luar angkasa.
Dia mengenakan hijab sebagai bentuk keyakinan Muslim-nya, dan NASA pun patut diapresiasi karena langkahnya yang memberi solusi bagi kedua pihak dengan baik.
Wallahu a'lam bisshawab.
(Hantoro)