"Karena jumlah seksus ini terbatas, maka kita gunakan sistem oper, dari petugas satu ke petugas lainnya, hingga proses ibadah jamaah tersebut selesai. Setelah itu kita antarkan ke terminal dan kita pastikan pulang dengan selamat sampai ke hotel," tegas Susilowati.
Jumlah petugas layanan lansia dan disabilitas hanya 183 orang. Jumlah itu jauh berbeda dengan angka jamaah lansia dan disabilitas yang mencapai 47.384.
Karena itu, koordinasi dan kolaborasi mesti dijalankan, mengingat satu petugas bisa mengawal satu hingga dua hotel jamaah lansia dan disabilitas.
"Karena komposisi petugas layanan lansia yang sangat tidak berimbang, maka kita mencoba berkoordinasi, berkomunikasi dan berkolaborasi dengan petugas lainnya untuk menangani lansia," ucap Susilowati.
"Karena petugas lansia terbatas, kita bekerjasama dengan petugas lainnya untuk pelayanan kebutuhan fisik. Sebut saja pelayanan fisik seperti pemenuhan makan, pemakaian diaper, obat-obatan, dan lainnya."
Untuk pemenuhan kebutuhan spiritual, pihaknya bekerja sama petugas pembimbing Ibadah, untuk menyampaikan bimbingan ibadah. "Kita pastikan kebutuhan mereka terpenuhi baik kebutuhan fisik maupun spiritual," tutupnya.
(Ramdani Bur)