MAKKAH - Bukan sekadar petugas, mereka adalah pahlawan di balik suksesnya safari wukuf di Arafah pada musim haji 2025. Selama 10 hari (1-10 Juni 2025), 120 petugas berjibaku melayani 477 jamaah haji lanjut usia (lansia) dan disabilitas di Tanah Suci untuk menjalani program safari wukuf.
Dari memandikan, mengganti popok, hingga menyelamatkan nyawa jamaah yang sempat kritis, semua dijalani dengan sabar, ikhlas, dan penuh cinta. Di tengah isu miring, mereka tetap teguh memegang tagline: "Layanan kami gratis, semua karena Allah.”
Salah satu petugas yang berjuang melayani jamaah saat safari wukuf adalah Tony Hartanto. Pria yang bekerja sehari-hari sebagai dokter ini menceritakan kisahnya saat menangani jamaah lansia dan disabilitas.
“Maklum, jamaah ini memiliki riwayat yang berbeda-beda. Ada yang memiliki penyakit jantung, diabetes, sesak, hingga penyandang disabilitas yang suka berbicara kotor,” kata Tony, dokter yang sehari-harinya bertugas di RS Aisyiah Kudus, Jawa Tengah.
“Dalam menjalankan tugas, kita harus ekstra sabar dan ikhlas. Dan yang terpenting tidak baperan," lanjut Tony.
Salah satu jamaah yang masih diingat betul oleh Tony adalah Sohib. Pria berusia 70 tahun ini diketahui sebagai jamaah tuna netra. Saat diurus seperti disuapi dan lain-lain, Sohib lebih banyak diam. Namun, saat memasuki proses tahallul dan melepas ihram, Sohib mulai “aktif”.
"Beliau cenderung diam dan nurut. Ketika disuapi ya mau, disuruh ibadah juga mau. Beliau menjadi suka marah dan sering mengganggu
Berhubung banyak jamaah lansia, banyak dari mereka yang Buang Air Besar (BAB) di kasur. Alhasil, petugas harus mencuci kasur agar nyaman saat ditiduri jamaah kembali.
"Jamaah ada yang BAB di kasur, lantas kita cuci dan jemur. Untungnya jemurnya cepat kering," ungkap Tony.
Tak sampai di situ pengorbanan yang dibuat Tony. Ia sempat melarikan jamaah safari wukuf ke rumah sakit Arab Saudi. Keputusan itu diambil karena jamaah lansia ini mengalami sesak napas dan nadinya sempat hilang. Bermodalkan statusnya sebagai dokter, Tony membuat pertolongan pertama dengan memompa jantung jamaah tersebut.
“Alhamdulillah, nyawa jamaah tersebut bisa terselamatkan dan saat ini masih dirawat di RS Arab Saudi,” kata Tony.
Ucapan terima kasih yang keluar dari mulut jamaah juga menyentuh hati Tony. Ada satu momen di mana seorang ibu penderita diabetes mengucapkan terima kasih setelah dibantu suntik insulin.
"Ibu itu berucap terima kasih karena merasa sudah kita rawat dengan baik. Disitulah sangat menyentuh hati saya," tutup Tony.
Di balik lelah dan ujian yang mereka hadapi, para petugas safari wukuf tetap setia mengabdi penuh keikhlasan. Bagi mereka, setiap senyuman dan doa dari para jamaah adalah hadiah terindah yang tak ternilai.
(Ramdani Bur)