JAKARTA - Al Ahzab merupakan surat ke-33 dalam Alquran yang terdiri dari 73 ayat. Surat ini tergolong surat Madaniyah yakni surat yang diturunkan di Kota Madinah.
Nama Al Ahzab sendiri berarti “golongan-golongan yang bersekutu”. Surat Al Ahzab mengandung kisah tentang Perang Al Ahzab. Dalam peristiwa tersebut, kaum muslim di Madinah menghadapi serangan dari koalisi musuh yang terdiri atas kaum Yahudi, munafik, dan musyrik.
Setiap ayat dalam Alquran mengandung pesan dan makna tersendiri, termasuk Surat Al Ahzab ayat 21.
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ
laqad kâna lakum fî rasûlillâhi uswatun ḫasanatul limang kâna yarjullâha wal-yaumal-âkhira wa dzakarallâha katsîrâ
Artinya: “Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat serta yang banyak mengingat Allah”. (QS. Al-Ahzab: 21)
Secara garis besar, ayat ini menjelaskan Rasulullah sebagai suri teladan umat untuk mengarungi kehidupan di dunia ini, terlebih bagi orang yang mengharapkan rahmat Allah dan mempersiapkan bekal untuk hari akhir.
Secara umum, ayat ini menegaskan Rasulullah SAW merupakan teladan bagi umat Muslim dalam menjalani kehidupan, terutama bagi mereka yang mendambakan rahmat Allah dan bersiap menghadapi hari akhir.
Melalui Surat Al Ahzab ayat 21, umat Muslim dianjurkan menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai panutan. Artinya, kita diminta meneladani setiap ucapan dan tindakan beliau dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut penafsiran Imam Jalaluddin Al-Mahalli dalam kitab Tafsirul Jalalain yang dikutip dari NU Online, Surat Al Ahzab ayat 21 dijelaskan sesuai dengan konteks sejarah saat ayat ini diturunkan yakni bertepatan dengan Perang Khandaq.
Dalam penafsirannya, Imam Al-Mahalli menyampaikan, ayat ini merupakan seruan dari Allah SWT kepada muslimin kala itu bahwa Rasulullah SAW adalah teladan terbaik dalam menghadapi berbagai kondisi, termasuk di tengah peperangan.
Teladan yang dimaksud mencakup seluruh aspek kehidupan Rasulullah, baik ucapan maupun perbuatan yang layak ditiru dalam situasi apa pun. Seruan ini ditujukan kepada mereka yang takut kepada Allah, meyakini hari akhir, dan senantiasa mengingat Nya.
Imam Al-Mahalli juga menafsirkan kata yarjullâha, yang secara harfiah berarti “mengharapkan Allah”, sebagai bentuk rasa takut terhadap azab Allah.
Dalam Tafsir Al-Misbah, Prof Quraish Shihab menjelaskan, Surat Al-Ahzab ayat 21 menunjukkan Rasulullah SAW sebagai teladan terbaik, khususnya bagi orang-orang yang mengharapkan rahmat Allah, hari akhir, dan senantiasa berzikir kepada-Nya. Keteladanan ini mencakup semua aspek kehidupan Nabi, baik dalam kondisi senang maupun sulit.
Ayat ini juga dapat dimaknai sebagai teguran bagi kaum munafik yang tidak mencerminkan ajaran Islam meski mengaku beriman. Menurut Quraish Shihab dan mufasir lainnya seperti Az-Zamakhsyari, keteladanan Rasulullah mencakup keseluruhan kepribadian beliau, bukan hanya sebagian perilaku.
Dalam konteks Perang Khandaq, banyak sikap Rasulullah yang patut dicontoh, mulai dari keterlibatan langsung dalam menggali parit, membakar semangat pasukan, hingga kesabaran menghadapi kesulitan. Meski ayat ini turun dalam konteks perang, kandungannya berlaku secara umum bagi seluruh umat manusia, karena Allah sendiri yang membentuk pribadi Nabi sebagai teladan sempurna.
Kesimpulannya, Rasulullah SAW adalah contoh terbaik dalam menjalani hidup. Umat Islam dianjurkan meneladani nilai-nilai ajaran Rasulullah, terutama akhlaknya, bukan hanya aspek fisik atau budaya, agar dapat meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. Wallahualam
(Erha Aprili Ramadhoni)