JAKARTA - Ada sejumlah cara menghindarkan diri dari maksiat. Maksiat merupakan perbuatan yang melanggar perintah Allah SWT. Jika dilakukan akan berakibat dosa.
Maksiat berasal dari bahasa Arab, معصية asal katanya عصى يعصي yang maknanya menentang, mendurhakai, melanggar, dan membangkang. Artinya jika kita durhaka kepada Allah dengan melanggar larangan-larangan yang telah ditetapkan-Nya, berarti kita telah bermaksiat kepada Allah SWT.
Allah berfirman dalam Surat an-Nisa ayat 14:
وَمَنْ يَعْصِ اللهَ وَرَسُولَهُ وَيَتَعَدَّ حُدُودَهُ يُدْخِلْهُ نَارًا خَالِدًا فِيهَا وَلَهُ عَذَابٌ مُهِينٌ Artinya: Barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya, dan baginya siksa yang menghinakan (QS an-Nisa: 14).
Perbuatan durhaka atau maksiat kepada Allah SWT dapat berakibat kekekalan neraka. Beratnya hukuman menjadikan ini harus dihindari umat Islam.
Ada sejumlah hal yang bisa dilakukan agar dapat menjauhkan diri dari berbuat maksiat dan apa-apa yang dilarang oleh Allah SWT. Berikut penjelasannya, sebagaimana melansir laman MUI, Senin (29/9/2025):
Taqwa adalah kunci utama untuk menghindarkan diri dari perbuatan maksiat, perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT. Kesadaran akan kehadiran Allah dalam setiap langkah dan tindakan akan membantu untuk selalu berada dalam kendali diri.
Firman Allah SWT dalam Alquran dinyatakan bahwa bekal terbaik bagi manusia adalah taqwa sebagaiman yang tersurat dalam surat Al-Baqarah ayat 197:
...... وَتَزَوَّدُوْا فَاِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوٰى وَاتَّقُوْنِ يٰٓاُولِى الْاَلْبَابِ
Artinya : “Dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa dan bertaqwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal.”
Dan hadits dari Mu’adz bin Jabal bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:
اِتَّقِ اللّٰهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
Artinya : “Bertakwalah kamu kepada Allah di manapun engkau berada, dan ikutilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik, niscaya perbuatan baik itu akan menghapusnya. Dan pergauilah manusia dengan akhlak yang baik.”
Mendirikan sholat lima waktu sesuai dengan perintah Allah dan Rasul-Nya merupakan benteng diri untuk menghindarkan diri dari perbuatan maksiat, perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT, sebagaimana firman Allah dalam surat Al-“Ankabut ayat 45 :
...... اِنَّ الصَّلٰوةَ تَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِ ۗ...
Artinya : “Sungguh sholat itu bisa mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.”
Pentingnya menjaga perdamaian batin. Menjaga kesehatan mental dan emosional merupakan salah satu langkah untuk menghindarkan diri dari perbuatan yang dilarang Allah SWT.
Mendirikan sholat, berdo’a dan berdzikir membantu untuk menjaga ketenangan batin. Ketenangan batin bisa terwujud karena selalu ingat kepada Allah dan terhindar dari perbuatan maksiat. Allah SWT berfirman dalam Alquran surat Ar-Ra’d ayat 28
الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَىِٕنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ ۗ اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُ ۗ
Artinya : “Mereka itu orang yang beriman, yang berhati tenang karena selalu ingat kepada Allah. Ketahuilah, dengan zikir kepada Allah hati mejadi tenang.”
Cara keempat adalah berteman dengan lingkungan positif. Menjalin hubungan dengan lingkungan yang memiliki nilai-nilai moral yang baik akan menghindarkan diri dari berbuat sesuatu yang dilarang oleh Allah SWT, dan lingkungan demikian akan dapat memberikan dukungan untuk berperilaku yang sesuai dengan syariat Islam. Sebagaimana pesan Nabi SAW kepada kita dengan sabdanya:
عَلَيْكُمْ بِمُجَالَسَةِ الْعُلَمَاءِ وَاسْتِمَاعِ كَلَامِ الْحُكَمَاءِ، فَإِنَّ اللّٰهَ تَعَالٰى يُحْيِى الْقَلْبَ الْمَيِّتَ بِنُوْرِ الْحِكْمَةِ كَمَا يُحْيِى الْأَرْضَ الْمَيْتَةَ بِمَاءِ الْمَطَرِ
Artinya : “Hendaklah anda duduk dengan ulama dan mendengarkan perkataan orang-orang bijak. Karena sesungguhnya Allah ta’ala menghidupkan hati yang mati dengan dengan cahaya hikmah sebagaiman Dia menghidupkan bumi yang mati dengan air hujan.” (HR Ath-Thabrani )
Cara terakhir adalah membangun keterampilan pengendalian diri. Mengembangkan keterampilan pengendalian diri melibatkan kesediaan untuk mengendalikan nafsu dan mengelola emosi. Setiap orang yang pandai mengendalikan dan mengelola hawa nafsunya dengan baik, maka dia akan selalu mendapat bimbingan dari Allah untuk bisa memilah dan memilih mana yang diperintahkan dan yang dilarang oleh Allah SWT dan Rasulnya.
Wallahualam
(Erha Aprili Ramadhoni)