JAKARTA – Puasa Senin–Kamis adalah ibadah sunnah yang sangat dianjurkan karena meneladani kebiasaan Rasulullah SAW, bertepatan dengan waktu diperiksanya amal, serta membawa manfaat spiritual dan kesehatan bagi pelakunya. Praktik rutin ini membantu memperkuat kedisiplinan, mengendalikan hawa nafsu, dan menumbuhkan ketenangan batin.
Banyak ulama menjelaskan bahwa Rasulullah SAW menaruh perhatian khusus pada hari Senin karena hari ini dikaitkan dengan momen kelahiran dan pengutusan beliau, sementara Senin dan Kamis juga dikenal sebagai hari ketika amal manusia diperiksa. Dengan berpuasa pada hari-hari tersebut, seorang muslim diharapkan menghadirkan amal terbaiknya pada saat yang sangat bermakna secara spiritual.
Puasa Senin–Kamis memiliki sejumlah keutamaan spiritual, di antaranya meneladani Rasulullah SAW—menghidupkan sunnah yang rutin beliau lakukan sehingga mendatangkan pahala dan kedekatan dengan teladan utama umat. Momentum diperiksanya amal juga menjadi istimewa; berpuasa saat amal diangkat diharapkan memperindah penerimaan amal dan menjadi wasilah ampunan dosa-dosa kecil. Selain itu, puasa ini melatih takwa dan akhlak: menahan diri dari hal yang membatalkan puasa melatih kesabaran, kejujuran, dan pengendalian diri, yang berimbas pada perbaikan akhlak sehari-hari.
Selain aspek ruhani, terdapat pula manfaat psikologis dan kesehatan. Dari sisi disiplin dan fokus, pola puasa berkala membantu mengatur ritme harian, meningkatkan kesadaran diri, dan mengurangi distraksi nafsu sesaat. Pada pengendalian pola makan, dua kali puasa mingguan membantu membatasi kalori berlebih dan mendorong kebiasaan makan yang lebih terukur. Secara potensial, puasa berkala dapat mendukung pengelolaan berat badan, sensitivitas insulin, dan kesehatan kardiometabolik bagi sebagian orang.