“Ketujuh, kulihat sebagian dari manusia berjerih payah agar bisa mendapatkan sesuap nasi, hingga rela lakukan hal yang menghinakan diri dan mengambah jalan yang tidak dihalalkan baginya. Lalu kurenungkan firman-Nya :
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا
Artinya: ‘Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya.” (Q.S. Hud : 6)
“Aku menyadari sepenuhnya, bahwa diriku termasuk dari binatang melata (yang disebut dalam ayat) yang dijamin rizkinya oleh Allah. Maka kusibukan diriku dengan melakukan amal yang diwajibkan kepadaku hanya untuk Dia semata, dan kubiarkan jatahku di sisi-Nya.”
“Yang kedelapan, kulihat manusia memasrahkan urusannya kepada orang lain, kebun ini ia pasrahkan kepada dia, bisnis ini ia pasrahkan kepada dia, orang ini ia suruh mengontrol dan menjaga kesehatannya. Orang ini ia suruh menjaga pekerjaan ini dan itu. Lalu aku merujuk dalam firman-Nya :
وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
Artinya :’Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (Q.S. Ath-Thalaq : 3)
“Maka aku tawakal kepada Dzat yang agung, Ia yang akan menyukupiku.”