Kiai Abdullah bin Nuh merupakan seorang ulama, penyair juga penyiar kemerdekaan Indonesia. Selain alim dalam berbagai literatur keagamaan Islam, ia juga penyair yang menulis ribuan bait puisi berbahasa Arab.
Pengurus Pondok Al-Ghazali di Bogor, Turmudzi mengatakan, Diwan Ibn Nuh yang ditulis oleh Kiai Abdullah bin Nuh terdiri dari 8.000 bait. Kepiawaiannya menulis syair-syair berbahasa Arab itu diperolehnya sejak masih kecil.
"Saat berusia 13 tahun, Kiai Abdullah bin Nuh pernah meraih juara puisi Arab di Mesir," kata Turmudzi sembari menunjukkan kitab kumpulan puisi Kiai Abdullah tersebut.
Turmudzi menjelaskan, Kiai Abdullah adalah seorang poliglot karena mampu berbicara sembilan bahasa. Ia juga ulama yang produktif menulis. Masih banyak karyanya dalam bentuk manuskrip yang belum tersentuh penelitian dan belum dicetak.
Sementara itu, Penulis Mahakarya Ulama Nusantara, Ahmad Ginanjar Sya'ban mengatakan, puisi-puisi Kiai Abdullah berisi tentang keindahan Tanah Pasundan. Oleh karena itu tak heran jika bangsa Arab tertarik untuk berkunjung ke Jawa Barat.
Bahkan, terang Ginanjar, suatu ketika ada orang Arab yang hendak menemuinya. Ia mengira Kiai Abdullah adalah orang Arab mengingat syair-syairnya yang begitu puitis dan sarat makna.
Selain itu, puisi-puisi berima rojaz itu juga berisi tentang tokoh-tokoh dan institusi pendidikan di Tanah Arab.
Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran