Akhir abad ke-6 H keturunan Ismail dan Jadid tidak mempunyai kelanjutan, sedangkan keturunan Alwi tetap berlanjut. Keturunan dari Alwi inilah yang kemudian dikenal dengan kaum Alawiyin. Maka secara khusus, istilah “Habib” mengacu kepada keturunan Alwi bin Ubaidillah (wafat awal abad ke-5 H)
Penjelasan serupa juga diungkapkan Ustaz Dr Miftah el-Banjary. Ustaz yang berasal dari Banjar, Kalimantan Selatan ini menjelaskan, asal muasal keberadaan Habib dapat dilacak dari pendirinya, yaitu Ahmad bin Isa (wafat 345 H). Pria yang lebih dikenal dengan nama al-Imam Ahmad bin Isa atau Imam al-Muhajir ini adalah generasi ke-8 dari keturunan Ali bin Thalib dan Fatimah az-Zahra.
Ahmad bin Isa diketahui melakukan hijrah dari Basra ke Hadramaut (Yaman) bersama keluarganya pada tahun 317 H untuk menghindari Dinasti Abbasyiah yang sedang berkuasa saat itu. Sebelum ke Yaman, Ahmad bin Isa diketahui pernah berhijrah ke dari Mekkah ke Madinah. Beliau memiliki tiga orang putera, yaitu Alawi, Jadid dan Ismail. Keturunan Alawi inilah yang kemudian dikenal dengan kaum ‘Alawiyyin. Maka secara khusus istilah “Habib” mengacu pada keturunan Alwi bin Ubaidillah (wafat awal ke-5 H).
"Mengenai kedatangan kelompok Bani Alawiyyin ini ke Nusantara untuk pertama kalinya, tidak ada keterangan yang jelas siapa saja nama tokoh yang pertama kali datang dan berdakwah. Kapan pertama kali mereka datang? Apakah kedatangan mereka dalam misi dakwah yang secara sengaja diutus oleh penguasa ketika itu atau kah hanya dalam misi perdagangan?," sebut Ustaz Miftah.