Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kisah Mualaf Koh Deni Sanusi Keturunan Tionghoa, Gemetar dan Pingsan Dengar Azan

Intan Afika Nuur Aziizah , Jurnalis-Selasa, 01 Februari 2022 |19:39 WIB
Kisah Mualaf Koh Deni Sanusi Keturunan Tionghoa, Gemetar dan Pingsan Dengar Azan
Kisah mualaf Koh Deni Sanusi yang keturunan Tionghoa. (Foto: YouTube Hidayatullah TV)
A
A
A

HIDAYAH Islam dari Allah Subhanahu wa ta'ala bisa datang kapan saja, di mana saja, dan kepada siapa saja. Inilah yang dialami seorang mualaf yang kini menjadi Pelaksana Tugas Ketua Umum Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Deni Sanusi.

Sebelum masuk Islam, Koh Deni Sanusi merupakan umat agama lain. Namun, jiwanya bergejolak. Padahal, Koh Deni masih duduk di bangku SMA yang biasanya anak muda tidak begitu memikirkan perkara agama.

Baca juga: Kisah Ustadz Felix Siauw yang Keturunan Tionghoa Alami Cobaan Berat ketika Masuk Islam 

Hingga suatu saat Koh Deni terus-menerus bertemu umat Islam di penjuru tempat. Dia makin merasa gelisah, bahkan sangat malas untuk ibadah di agamnya terdahulu. Akhirnya, Koh Deni memutuskan berkonsultasi dengan seorang ustadz. Dia disarankan berdoa sebelum tidur dengan menyebut "Ya Tuhan".

"Sebutnya 'Ya Tuhan'. Tuhan saja yang netral. Nah, itu saya tertarik," ujar Koh Deni Sanusi, dikutip dari kanal YouTube Hidayatullah TV, Selasa (1/2/2022).

Ia lantas penasaran dengan cara doa yang dimaksud sang ustadz. Koh Deni pun meminta bimbingan serta doa yang dipinta. Mudah saja, dia hanya perlu berdoa untuk ditunjukkan agama yang benar, baik di dunia maupun akhirat.

"Berdoa, 'Ya Tuhan, tunjukkanlah saya agama yang mana dibenarkan di dunia dan di akhirat dan agama mana yang dapat menyelamatkan saya di dunia dan akhirat,' udah itu aja," tutur Koh Deni.

Kebetulan esok harinya bulan Ramadhan tiba. Ini seperti skenario dari Allah Subhanahu wa ta'ala bagi Deni Sanusi. Entah karena apa, dia mendapat dorongan untuk ikut berpuasa. Padahal, Koh Deni belum menjadi seorang Muslim kala itu.

"Saya belum Islam, ada dorongan apa saya enggak paham, saya ikut puasa waktu itu. Sebulan penuh enggak kalah saya. Nah, sebelum mau tidur saya ikuti nasihat itu, doa," terang Koh Deni.

Baca juga: Masya Allah, Satu Kampung di Pinrang Sulawesi Diisi Mualaf Semua 

Setelah berdoa sesuai arahan sang ustadz, Koh Deni Sanusi mendapat petunjuk dari Allah Subhanahu wa ta'ala. Hidayah pertamanya adalah puasa. Kala mendengar azan, dia mengaku gemetar seketika, bahkan sempat pingsan beberapa saat.

"Dapat petunjuk, hidayah pertama saya puasa. Kan kalau puasa itu Maghrib, buka, biasa ya. Saya nunggu Maghrib, saya setel radio, tiba-tiba azan. Saya kaget setengah mati sampai klenger lah, pingsan semenit dua menit, gemeter saya. Padahal sebelumnya saya dengar azan biasa aja," ucap Deni.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement