Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

16 Hukum Tajwid dan Contohnya, Yuk Pahami agar Tepat saat Baca Alquran

Intan Afika Nuur Aziizah , Jurnalis-Jum'at, 26 Agustus 2022 |13:11 WIB
16 Hukum Tajwid dan Contohnya, Yuk Pahami agar Tepat saat Baca Alquran
Ilustrasi hukum tajwid dan contohnya. (Foto: Freepik)
A
A
A

Hukum Bacaan Mad 

Mad yaitu memperpanjang atau memanjangkan bacaan pada saat bertemunya dengan huruf-huruf hijaiyah yang termasuk ke dalam hukum Mad, sebagaimana berikut ini:

1. Mad thobi'i atau mad asli

Hukum Mad Thobi’i ini berlaku ketika huruf hijaiyah dengan harakat Fathah ( ــــَــ ) ketemu dengan huruf hijaiyah alif ( ا ), huruf hijaiyah dengan harakat kasrah ( ـــــِـــ ) ketemu huruf hijaiyah ya sukun ( يْ ), dan huruf hijaiyah dengan harakat Dhammah ( ـــــــُــــــ ) ketemu dengan huruf waw sukun ( وْ ). Maka huruf-huruf itu dibaca dengan panjang 1 alif atau 2 harakat. Contohnya: سَالِمٌ dibaca saalimun, هَوَا dibaca hawaa, كَنَا dibaca kanaa.

2. Mad Jaiz Munfashil

Mad Jaiz Munfashil ini terjadi ketika ada huruf mad thobi'i yaitu ( ــــــَــــــ ا ; يْ ـــــــِــــــ ; وْ ـــــــُـــــــ ) ketemu dengan huruf hijaiyah alif (ا) yang mempunyai harakat fathah, harakat kasrah, ataupun harakat dhammah ( اَ – اِ – اُ ). Biasanya di dalam Alquran, kata atau kalimat yang mengandung mad jaiz munfashil diberikan suatu tanda berupa garis tipis yang melengkung pada bagian atas huruf mad thobi'i tersebut. Cara membacanya boleh panjang 2, 4 , atau 6 harakat. Contohnya: إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ , lafaz Innaaa dibaca panjang dua setengah alif atau sama dengan empat sampai lima harakat (ketukan).

3. Mad Wajib atau Mad Muttashil

Secara etimologi, mad artinya adalah panjang bacaan, wajib berarti harus, dan muttashil berarti bersambung. Hukum ini berlaku ketika huruf hijaiyah mad thobi'i ( ــــــَــــــ ا ; يْ ـــــــِــــــ ; وْ ـــــــُـــــــ ) ketemu dengan huruf hijaiyah Hamzah dengan harakat fathah atau fathatain, dengan harakat kasrah atau kasratain, atau juga dengan harakat dhammah atau dhammatain ( ءَ / ءً – ءِ / ءٍ – ءُ / ءٌ ). Cara membacanya adalah wajib 6 harakat dan ini tidak bisa ditawar lagi. Contohnya: لَهُمْ سُوءُ أَعْمَالِهِمْ mad thabi'i (waw) bertemu hamzah berharakat dhammah, dibaca lahum su`u a'malihim.

4. Mad arid lissukun

Hukum Mad Arid Lissukun terjadi ketika ada huruf Mad Thobi’i ( ــــــَــــــ ا ; يْ ـــــــِــــــ ; وْ ـــــــُـــــــ ) ketemu dengan huruf hijaiyah (hidup) berharokat fathah, kasrah, dhammah fathatain, kasratain, dan fhammatain ( ــــــَـــــــــِــــــــُـــــــــــــًــــــــــــٍـــــــــــٌـــــ ) dan ini ada dalam satu kata atau kalimat. Panjang bacaan dari mad arid lissukun adalah 2, 4, atau 6 harakat. Cara membacanya, dipanjangkan dahulu huruf hijaiyah mad thobi'i-nya, setelah itu huruf hijaiyah yang terakhir tersebut mengunci bacaan (dimatikan) atau tidak boleh didengungkan. Contoh: تَعْلَمُوْنَ tulisan aslinya ta’lamuuna, karan waqof cara membacanya adalah ta’lamuuuuuun.

5. Mad Lin atau Mad Layyin

Hukum Mad Lin terjadi ketika ada huruf berharokat Fathah ( ــــــــــــــــــَــــــــــــ ) ketemu dengan huruf hijiayah waw sukun atau mati [وْ ] atau ya sukun /mati (يْ), dan ini berada di dalam satu kata atau kalimat dengan satu huruf sesudahnya. Maksudnya adalah apabila ada lebih dari satu huruf sesudahnya, maka taj terjadi hukum bacaab Mad Lin.

Cara membaca Mad Lin atau Mad Layyin adalah dengan cara membaca huruf berharokat fathah lebih dulu, kemudian langsung di sambung dengan huruf waw sukun ataupun ya sukun dengan cara dibaca panjang, sesudah itu dikunci menggunakan huruf hijaiyah setelahnya. Panjang bacaannya boleh 2, 4, atau 6 harakat. Contohnya: مَوْتِ tulisannya mauti, tetapi karena waqof dibaca mauuuuuut. 

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement