Jika selama ini dikenal negatif, namun setelah berhadapan dengan teman-teman Muslim-nya itu justru diterima sangat baik.
Kemudian teman Muslim-nya memberikannya kitab suci Alquran, namun Marilu tidak tertarik membacanya. Sebab, bayang-bayang tentang negatifnya Islam masih menyelimuti pikiran serta hatinya.
"Saya benar-benar tersesat," ujarnya.
Lalu suatu saat salah satu temannya mengundang pergi ke Maroko untuk menghadiri resepsi pernikahan kawannya. Selama di Maroko, Marilu mendapat kejadian-kejadian menarik dan tidak terduga, termasuk sering mendengar suara adzan dan lantunan ayat-ayat suci Alquran.