Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Cara Membedakan Surat Makkiyah dan Madaniyah

Hantoro , Jurnalis-Selasa, 23 Mei 2023 |16:23 WIB
Cara Membedakan Surat Makkiyah dan Madaniyah
Ilustrasi cara membedakan surat Makkiyah dan Madaniyah. (Foto: Shutterstock)
A
A
A

KETAHUI cara membedakan surat Makkiyah dan Madaniyah. Di antara surat-surat dalam kitab suci Alquran ada yang disebut sebagai surat Makkiyah dan ada yang disebut surat Madaniyah.

Dilansir Muslim.or.id, Ustadz Yulian Purnama S.Kom menjelaskan bahwa para ulama berbeda pendapat dalam mendefinisikan surat Makkiyah dan Madaniyah.

Pendapat pertama, menggunakan pendekatan waktu. Makiyyah adalah surat atau ayat yang diturunkan sebelum hijrah walaupun bukan di Makkah. Sedangkan Madaniyyah adalah surat atau ayat yang diturunkan setelah hijrah walaupun bukan di Madinah.

Demikian juga ayat atau surat yang turun di Makkah namun setelah hijrah, maka termasuk Madaniyah. Contohnya ayat:

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا

"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya." (QS An-Nisa: 58)

Ini ayat Madaniyyah karena turun di Makkah di sisi Kakbah pada tahun terjadinya Fathul Makkah. Juga ayat:

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا

"Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agamamu." (QS Al Maidah: 3)

Ini adalah ayat Madaniyah walaupun turun di Makkah, namun turun pada waktu haji Wada.

Ini merupakan pendapat yang paling banyak dikuatkan karena batasannya jelas dan pembagiannya konsisten serta mencakup semua ayat dan surat, tidak sebagaimana dua pendapat lainnya. 

Pendapat kedua, menggunakan pendekatan tempat. Makkiyah adalah surat atau ayat yang diturunkan di Makkah, sedangkan Madaniyyah adalah surat atau ayat yang diturunkan di Madinah.

Namun, pembagian ini bermasalah ketika menemui fakta bahwa ada surat atau ayat yang diturunkan selain di Makkah dan Madinah. Seperti surat atau ayat yang diturunkan di Tabuk, di Baitul Maqdis, dan lainnya, tidak masuk dalam pembagian.

Demikian juga surat atau ayat yang diturunkan di Makkah, tapi setelah peristiwa hijrah, konsekuensinya dikategorikan sebagai Makiyyah, padahal tidak sesuai ciri dan sifat Makiyyah. Sehingga, ada inkonsistensi di sini.

Pendapat ketiga, menggunakan pendekatan mukhathab (sasaran pembicaraan ayat). Makiyyah adalah surat atau ayat yang ditujukan bagi penduduk Makkah, sedangkan Madaniyyah adalah surat atau ayat yang ditujukan bagi penduduk Madinah.

Ulama yang berpegang pada pendapat ini sebenarnya berpatokan pada kaidah: Jika surat atau ayat diawali “yaa ayyuhannaas” (wahai manusia …) maka termasuk Makkiyah; bila diawali “yaa ayyuhalladzina aamanu” (wahai orang-orang beriman …) maka masuk Madaniyyah.

Cara Para Ulama Membedakan Makkiyyah dan Madaniyah

1. Metode sima'i naqli 

Dalam menentukan Makkiyah dan Madaniyah, para ulama melihat riwayat-riwayat Nabi Shallallahu’alaihi wasallam yang shahih yang menjelaskan turunnya suatu ayat. Juga riwayat dari para sahabat Nabi yang mereka melihat, menyaksikan, dan mengetahui secara jelas kapan, di mana, mengapa dan bagaimana ayat-ayat Alquran turun.

Demikian juga riwayat-riwayat dari para tabi'in yang mereka bertemu dan berguru kepada para sahabat dan mendapatkan informasi mengenai Alquran dari para sahabat. Metode inilah yang menjadi metode utama dan sumber pengambilan utama untuk mengetahui Makkiyah dan Madaniyah.

2. Metode qiyasi ijtihadi

Pada ayat dan surat yang tidak terdapat riwayat secara tegas yang menjelaskan mengenai waktu, tempat, serta kondisi turunnya. Para ulama berpegang pada karakteristik ayat-ayat Makkiyah dan Madaniyah yang terdapat riwayatnya, kemudian mengqiyaskannya dengan ayat dan surat selainnya.

Jika suatu ayat mengandung karakteristik Makkiyah maka disebut sebagai ayat Makkiyah, demikian juga Madaniyah. Oleh karena itu, metode ini bersifat ijtihadiy, artinya bisa jadi antara ulama yang satu dengan yang lain berbeda ijtihadnya dalam menentukan Makkiyah dan Madaniyah dengan metode ini. 

Kaidah Surat Makkiyah

1. Setiap surat yang terdapat ayat sajdah maka termasuk golongan Makiyyah.

2. Setiap surat yang terdapat kata كلا (kalla) maka ia Makiyah yang hanya terdapat di setelah pertengahan dari Alquran. Terdapat 33 kata كلا (kalla) dalam Al Qur’an yang terdapat dalam 15 surat.

3. Setiap surat yang terdapat “yaa ayyuhannaas” namun tidak terdapat “yaa ayyuhalladzina aamanu” maka termasuk Makkiyah. Kecuali, Surat Al Hajj yang terdapat ayat:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ارْكَعُوا وَاسْجُدُوا

"Hai orang-orang yang beriman, rukuklah kamu, sujudlah kamu." Namun, para ulama tetap menganggap Surat Al Hajj sebagai Makkiyah.

4. Setiap surat yang terdapat kisah para Nabi dan umat terdahulu maka termasuk Makkiyah, kecuali Al Baqarah.

5. Setiap surat yang terdapat kisah Nabi Adam dan iblis maka masuk Makiyyah, kecuali Al Baqarah.

6. Setiap surat yang dibuka dengan huruf tahajji seperti “alif laam miim”, “alif laam raa”, “haa miim” dan semisalnya, adalah surat Makiyyah. Kecuali surat yang dijuluki zahrawain, yaitu Al Baqarah dan Al Imran. Adapun surat Ar-Ra'du diperselisihkan apakah Madaniyyah atau Makiyyah.

Kaidah Madaniyah

1. Setiap surat yang terdapat penjelasan tentang ibadah-ibadah wajib dan hukuman hadd, maka masuk golongan Madaniyyah.

2. Setiap surat yang terdapat penyebutan kaum munafik maka termasuk Madaniyyah, kecuali Al Ankabut.

3. Setiap surat yang terdapat bantahan terhadap Ahlul Kitab, maka ia Madaniyah. 

Karakteristik Isi Surat Makkiyah 

1. Dakwah kepada tauhid dan beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala semata, menetapkan risalah kerasulan, menetapkan hari kebangkitan dan ganjaran amalan, penyebutan kabar tentang hari kiamat, neraka, surga, dan bantahan terhadap kaum Musyrikin dengan logika Alquran, serta ayat-ayat kauniyah.

2. Penetapan landasan-landasan umum syariat serta akhlak-akhlak mulia serta penyebutan akhlak-akhlak tercela serta kebiasaan-kebiasaan buruk kaum Musyirikin.

3. Kisah tentang para Nabi dan kaum terdahulu serta ganjaran bagi kaum tersebut.

4. Terdapat fawashil (susunan kalimat yang menyerupai sajak) yang pendek-pendek namun dengan ungkapan yang kukuh namun istimewa yang mengena di hati dan menguatkan serta memotivasi pendengarnya.

Karakteristik Isi Surat Madaniyah

1. Penjelasan tentang ibadah, muamalah, hukuman hadd, aturan rumah tangga, waris, keutamaan jihad, perbaikan masyarakat, perkara kenegaraan dalam keadaan tenang dan perang, serta kaidah-kaidah hukum.

2. Bantahan dan sanggahan untuk Ahlul Kitab yaitu Yahudi dan Nasrani. Ajakan bagi mereka untuk masuk Islam, penjelasan bahwa mereka telah menyelewengkan kitab-kitab Allah, penyimpangan mereka dari kebenaran, dan penyelisihan mereka terhadap kebenaran setelah adanya bukti dan penjelasan yang jelas.

3. Membahas tabiat kaum munafik dan menjelaskan bahayanya mereka bagi agama.

4. Penyebutan ungkapan-ungkapan pendek secara sering dan berulang dalam rangka menegaskan dan menetapkan syariat dan menjelaskan tujuan-tujuannya.

Wallahu a'lam bisshawab

(Hantoro)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement