HUKUM bacaan imalah dan contohnya di Alquran sangat penting diketahui setiap Muslim. Dalam kitab suci Alquran terdapat berbagai macam hukum bacaan, salah satunya adalah imalah.
Sebagaimana telah Okezone himpun, imalah merupakan salah satu dari hukum Gharib. Sayangnya, tidak banyak buku tajwid yang membahas hukum bacaan ini. Namun sebagai Muslim, sudah seharusnya memahami.
Imalah secara bahasa berasal dari kata Amala-Yamiilu-Imalatan. Secara istilah, imalah adalah mencondongkan bacaan harakat fathah pada harakat kasrah sekitar dua pertiganya.
Imalah secara bahasa juga berarti memiringkan bacaan harakat fathah ke arah bacaan kasrah, atau memiringkan bacaan alif ke arah ya'.
Secara garis besar, bacaan imalah dibagi menjadi dua macam, yaitu:
1. Imalah shughra
Menurut Imam Hafs, bacaan Imalah dalam Alquran hanya ada satu yakani dalam Surat Hud (11) ayat 41 Juz 12. Pada pertengahan ayat tersebut terdapat lafal "Majraha" yang dibaca imalah menjadi "Majreha".
وَقَالَ ارْكَبُوْا فِيْهَا بِسْمِ اللّٰهِ مَجْرٰ۪ىهَا وَمُرْسٰىهَا ۗاِنَّ رَبِّيْ لَغَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
Latin: Wa qoolarkabuu fiihaa bismillahi Majreeha wa mursaaha. Inna rabbii laghofuururrokhiim.
Artinya: "Dan Nuh berkata: 'Naiklah kamu sekalian ke dalamnya dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya.' Sesungguhnya Rabbku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
2. Imalah kubra
Setelah bacaan imalah tersebut diwakafkan sehingga berhenti di situ saja. Kriteria imalah kubra adalah semua lafal dalam Alquran yang akhirannya terdapat Alif Maqsurah. Pendapat ini dikemukakan Imam Warasy, misalnya pada lafal-lafal berikut:
- Dibaca Ahwe اَحْوٰى
- Dibaca Wattaqe وَاتَّقٰى
- Dibaca Istaghne اِسْتَغْنٰى
- Dibaca Fatardhe فَتَرْضٰى
Namun terdapat pengecualian, yaitu khusus bagi nama manusia yang akhirannya terdapat Alif Maqsurah, tetap dibaca apa adanya tidak boleh dibaca imalah.
Demikian penjelasan singkat hukum bacaan imalah dan contohnya di Alquran. Wallahu a'lam bisshawab.
(Hantoro)