Kejahatan digital pada sektor perbankan ini bisa menghancurkan kerja keras dan upaya peningkatkan literasi keuangan yang dilakukan kalangan perbankan, termasuk BRI, terancam sia-sia. Padahal, literasi keuangan digital yang dilakukan BRI menampakn hasil positif dengan peningkatkan pertumbuhan bisnis UMKM sampai ke pelosok negeri, termasuk Papua.
Pengguna QRIS BRI di Papua mencapai 43.237 yang berarti mengalami pertumbuhan 36,5% Year on Year (YOY), dan volume transaksi sebesar 587,3% YoY atau mencapai Rp 294 miliar. Angka di Papua ini berkorelasi positif dengan tren kenaikan secara nasional hingga Februari 2023.
BRI mencatat peningkatan sales volume QRIS BRImo sebesar 1300% yoy atau meningkat Rp1,4 triliun dari Rp108 miliar menjadi Rp1,5 triliun. Sebagian besar transksi dengan QRIS BRI digunakan untuk pembelian barang/jasa dari masyarakat ke pedagang/merchant.
Ini yang tidak diiginkan BRI. “BRI menjamin keamanan bagi nasabah selama bertransaksi menggunakan QRIS. Di samping itu, BRI juga telah melakukan verifikasi data sesuai standar operasional prosedur (SOP)," ujar Direktur Jaringan dan Layanan BRI Andrijanto, awal bulan November lalu.
Jaminan keamanan tersebut, lanjut Andrijanto, dilakukan dengan beragam formula, melibatkan eksternal dan internal. Dari internal, BRI melakukan serangkaian tahapan bagi para merchant untuk meminimalisir celah keamanan yang mungkin terjadi.

Seperti verifikasi data sesuai SOP dengan mewajibkan pihak merchant melampirkan KTP yang langsung tervalidasi ke Dukcapil. Tim Marketing BRI, lanjut Andrijanto, melakukan on the spot ke merchant untuk melihat langsung lokasi usaha merchant sehingga bisa memastikan kesesuaian data dan profil usaha.
Saat input nama merchant, akan dilakukan verifikasi secara ketat nama usaha yang disesuaikan dengan alamat dan nama jalan. Termasuk memanfaatkan Super-App BRImo. Jika pembayaran dengan menggunakan metode QRIS melalui aplikasi BRImo, akan ditampilkan nama merchant QRIS secara lengkap sehingga nasabah lebih mudah memastikan kesesuaiannya.
Hanya saja, langkah internal itu menjadi mubazir jika tidak dibarengi sikap hati hati dari pengguna QRIS. Dalam hal ini pihak eksternal; merchant dan masyarakat. Di sinilah pentingnya edukasi tentang bagaimana cara bertransaksi yang aman di era digital. “Seluruh merchant agar rutin memeriksa kondisi stiker QRIS masing-masing,” ujar Andrijanto.
Edukasi kepada masyarakat ini tak pernah lelah dilakukan BRI. Aestika Oryza Gunarto, saat masih menjabat Sekretaris Perusahaan BRI juga memberikan edukasi dengan mengimbau semua merchant BRI, terutama masjid memeriksa kondisi stiker QRIS secara rutin untuk memastikan keasliannya.
Langkah BRI dalam memberi kenyamanan dan keamanan pada nasabah bukan barang baru. Jika masih ingat, bagaimana agresif dan proaktifnya BRI saat marak phising atau pencurian data melalui APK yang dikirim melalui sms atau whatsapp.
Saat itu, BRI melakukan pengamanan berlapis demi menjamin keamanan data nasabah, baik dari segi people, process, maupun tekhnologi. Dari sisi teknologi, BRI menaikkan nilai investasi IT sebesar 5% pada 2023 dibandingkan Rp 4,5 triliun pada 2022.
BRI juga membentuk organisasi khusus menangani Information Security yang dikepalai seorang Chief Information Security Officer (CISO) dengan pengalaman dan keahlian di bidang Cyber Security. Dalam kasus Incident Management terkait Data Privacy, juga dikerjakan tim khusus dalam bentuk unit kerja Information Security Desk di bawah naungan Cyber Security Incident Response Team (CSIRT).
BRI juga memberikan edukasi kepada pekerja BRI dan kepada nasabah mengenai pengamanan data serta cara melakukan transaksi yang aman. Edukasi tersebut dilakukan melalui beragam platform seperti media massa, baik online atau cetak serta media sosial, serta edukasi langsung ke nasabah saat datang ke unit kerja BRI.
Bahkan, bank plat merah ini bahkan terlibat aktif dengan Kepolisian Republik Indonesia mengungkap dan menangkap pelaku pembuat dan penyebar file link Aplikasi APK bermodus phising melalui jejaring platform sosial media. Sehingga terungkap sindikat pembuat apk berhasil diungkap.
Langkah tersebut menjadi bagian ikhtiar agar kemudahan transaksi dengan menghadirkan Layanan dan Digitalisasi BRI untuk Masyarakat tidak berantakan. Edukasi kepada masyarakat tentang kejahatan perbannkan juga jadi ikhtiar agar generasi cashless tidak khawatir saat beramal dengan QRIS di kotak amal. Sehingga, predikat sebagai negara dermawan tetap dipertahankan.
(Maruf El Rumi)