Ibnu Hajar Al Asqolani rahimahullah telah menyebutkan 40-an pendapat ulama dalam masalah ini. Namun, pendapat yang paling kuat dari berbagai pendapat yang ada adalah Lailatul Qadar itu terjadi pada malam ganjil dari sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan dan waktunya berpindah-pindah dari tahun ke tahun. (Lihat kitab Fathul Bari, 4: 262–266 dan Syarh Shahih Muslim, 6: 40)
Mungkin pada tahun tertentu terjadi pada malam ke-27 atau mungkin juga pada tahun yang berikutnya terjadi pada malam ke-25, itu semua tergantung kehendak dan hikmah Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Hal ini dikuatkan oleh sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam:
الْتَمِسُوهَا فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى تَاسِعَةٍ تَبْقَى ، فِى سَابِعَةٍ تَبْقَى ، فِى خَامِسَةٍ تَبْقَى
Artinya: "Carilah Lailatul Qadar di sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan pada 9, 7, dan 5 malam yang tersisa." (HR Bukhari nomor 2021)
Rumus Malam Lailatul Qadar Menurut Imam Ghazali
Dilansir nu.or.id, menurut Imam Al Ghazali dan juga ulama lainnya, sebagaimana disebut dalam I'anatut Thalibin, juz 2, halaman 257, bahwa cara untuk mengetahui Lailatul Qadar bisa dilihat dari hari pertama dari bulan Ramadhan:
قال الغزالي وغيره إنها تعلم فيه باليوم الأول من الشهر فإن كان أوله يوم الأحد أو يوم الأربعاء فهي ليلة تسع وعشرين أو يوم الاثنين فهي ليلة إحدى وعشرين أو يوم الثلاثاء أو الجمعة فهي ليلة سبع وعشرين أو الخميس فهي ليلة خمس وعشرين أو يوم السبت فهي ليلة ثلاث وعشرين قال الشيخ أبو الحسن ومنذ بلغت سن الرجال ما فاتتني ليلة القدر بهذه القاعدة المذكورة
1. Jika awalnya jatuh pada hari Ahad atau Rabu, maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-29.
2. Jika awalnya jatuh pada hari Senin, maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-21.
3. Jika awalnya jatuh pada hari Selasa atau Jumat, maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-27.
4. Jika awalnya jatuh pada hari Kamis, maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-25.
5. Jika awalnya jatuh pada hari Sabtu, maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-23.
Itulah penjelasan mengenai rumus malam Lailatul Qadar menurut Imam Ghazali. Wallahu a'lam bisshawab.
(Hantoro)