Sahabat Umar bin Khathab radhiallahu 'anhu juga mengatakan:
اجْتَنِبُوا أَعْدَاءَ اللَّهِ فِي عِيدِهِمْ
"Jauhi perayaan hari-hari raya musuh-musuh Allah." (HR Bukhari dalam At-Tarikh Al Kabir Nomor 1804, dengan sanad hasan)
Beliau tidak mengatakan: "Jauhi hari-hari raya musuh Allah yang terkait akidah" tapi hari raya secara umum yang mencakup semua hari raya selain hari raya kaum Muslimin, baik terkait akidah ataupun tidak.
Kemudian jika beliau sahabat yang mulia ini radhiallahu 'anhu mewasiatkan kaum Muslimin untuk menjauhinya, apakah justru akan ikut serta atau memberi selamat?
Jika dikatakan bahwa hari raya Imlek tidak terkait akidah, maka itu kurang tepat. Sebab sebenarnya setiap hari raya yang dimiliki suatu kaum itu terkait perkara akidah. Karena perayaan atau id suatu kaum adalah representasi dan ciri khas kaum tersebut. Rasulullah Shallallahu ’alaihi wassallam bersabda:
إن لكل قوم عيدا ، وهذا عيدنا
"Setiap kaum memiliki Id sendiri dan Idul Fithri ini adalah Id kita (kaum Muslimin)." (HR Bukhari nomor 952, 3931; Muslim: 892)
Maka minimalnya, perayaan atau id sangat terkait dengan akidah al wala wal bara’, yaitu keyakinan bahwa kaum Muslimin hendaknya loyal (wala) kepada saja yang beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan Rasul-Nya dengan iman yang benar, dan berlepas diri (bara’) dari setiap orang yang kufur kepada Allah dan Rasul-Nya.
Lalu bentuk bara'ah adalah tidak mengikuti mereka dan menyerupai kebiasaan dan ciri khas mereka. Terlebih lagi pada umumnya hari raya suatu kaum sangat terkait akidah yang mereka miliki.
Wallahu a'lam.
(Hantoro)