Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

4 Hukuman bagi Pemimpin yang Tidak Adil Menurut Islam

Hantoro , Jurnalis-Kamis, 22 Agustus 2024 |11:38 WIB
4 Hukuman bagi Pemimpin yang Tidak Adil Menurut Islam
Ilustrasi hukuman bagi pemimpin yang tidak adil menurut Islam. (Foto: Shutterstock)
A
A
A

2. Diharamkan masuk surga

Larangan menjadi pemimpin yang tidak adil sebagaimana ditegaskan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam. Nabi bersabda:

عَنْ مَعْقِلِ بْنِ يَسَارٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُولَ اَللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: مَا مِنْ عَبْدِ يَسْتَرْعِيهِ اللَّهُ رَعِيَّةً, يَمُوتُ يَوْمَ يَمُوتُ, وَهُوَ غَاشٌّ لِرَعِيَّتِهِ, إِلَّا حَرَّمَ اَللَّهُ عَلَيْهِ اَلْجَنَّةَ – مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Artinya: "Dari Ma'qil bin Yasar Radhiyallahu anhu berkata, 'Aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Tidaklah seorang hamba pun yang diberi amanah oleh Allah untuk memimpin bawahannya yang pada hari kematiannya ia masih berbuat curang atau menipu rakyatnya, melainkan Allah mengharamkan surga atasnya'." (Muttafaq alaih)

Diterangkan, ini bukan berarti dia tidak masuk surga sama sekali. Jadi untuk orang yang disebutkan dalam hadits tersebut, Allah Subhanahu wa Ta'ala mengharamkannya masuk surga secara langsung tanpa adzab. Orang itu harus mengalami pembersihan dosa di neraka.

3. Ditemani setan

Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam menjelaskan, jika hakim tidak memutuskan dengan keadilan, maka setan akan menjadi kawannya.

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي أَوْفَى قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ اللَّهَ مَعَ القَاضِي مَا لَمْ يَجُرْ، فَإِذَا جَارَ تَخَلَّى عَنْهُ وَلَزِمَهُ الشَّيْطَانُ

Artinya: Dari Abdullah bin Abi Aufa, dia berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya Allah bersama hakim selama dia tidak menyimpang, jika dia menyimpang Allah meninggalkannya, dan syaitan pun menemaninya." (HR Tirmizi nomor 1330. Dihasankan oleh Syekh Albani)

4. Kehancuran

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata dalam kitab As-Siyasah Asy-Syar'iyyah, "Berbagai hadits telah menunjukkan bahwa kepemimpinan adalah amanah yang harus ditunaikan. Dalam Shahih Al-Bukhari (59) datang suatu riwayat dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا ضُيِّعَتْ الْأَمَانَةُ فَانْتَظِرْ السَّاعَةَ قَالَ كَيْفَ إِضَاعَتُهَا يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ إِذَا أُسْنِدَ الْأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرْ السَّاعَةَ

Artinya: "Bila amanat telah disia-siakan, maka tunggulah saat kehancurannya (atau itu adalah pertanda dekatnya kiamat)." Ada sahabat bertanya, "Bagaimana amanat tersebut disia-siakan wahai Rasulullah?" Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, "Bila suatu perkara dipercayakan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah masa kehancurannya." (HR Al Bukhari dan Ahmad)

Wallahu a'lam bisshawab

(Hantoro)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement