INILAH kisah Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam berdakwah dengan membangun masjid hingga menyatukan kaum Muhajirin dan Anshar. Cara ini diterapkan Nabi di Tanah Suci Makkah dan Madinah.
Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam diangkat menjadi rasul ketika berusia 40 tahun saat malam 17 Ramadhan. Ketika itu Malaikat Jibril datang dan menyampaikan wahyu pertama kepada Rasulullah berupa Alquran Surat Al Alaq Ayat 1–5.
Dalam kurun waktu 23 tahun, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam menerima wahyu dari Allah Subhanahu wa Ta'ala secara berangsur-angsur dan menyebarkannya dengan dakwah di Kota Makkah dan Madinah.
Cara Dakwah Nabi di Makkah
Seperti telah Okezone himpun, Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam dalam berdakwah di Makkah menggunakan dua metode, yaitu secara sembunyi-sembunyi dan terang-terangan. Dakwah secara sembunyi-sembunyi dilakukan kepada keluarga dan para sahabatnya, sedangkan terang-terangan kepada masyarakat umum.
1. Dakwah secara sembunyi-sembunyi dilakukan Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam dengan tujuan keamanan Makkah itu sendiri, karena ketika itu orang Quraisy memiliki watak yang keras.
Dakwah tersebut dilaksanakan di rumah Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam. Di situlah beliau mengajarkan mengenai risalah-risalah tauhid dan ajaran Islam yang Allah Subhanahu wa ta'ala wahyukan kepada Rasulullah.
Dengan dakwah tersebut, Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam mengajak mereka meninggalkan agama nenek moyang yang mengajarkan menyembah berhala.
2. Dakwah secara terang-terangan setelah Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam menerima wahyu Alquran Surat Al Hijr Ayat 94 yang artinya: "Maka sampaikanlah (Muhammad) secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang yang musyrik."
Kemudian setelah Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam dan sahabat serta pengikutnya menyebarluaskan agama Islam secara terang-terangan, namun muncullah sikap penolakan yang sangat keras dari orang-orang Quraisy.
Bahkan, pamannya Abu Lahab dan istrinya juga menolak agama yang dibawakan Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam. Tidak hanya itu, Rasul dan para pengikutnya juga mendapat siksaan dari orang-orang Quraisy.
Bahkan, seorang budak bernama Bilal bin Rabbah tidak lepas dari siksaan tersebut. Dia dicambuk dan ditindih dengan batu besar.
Dari kejadian tersebut tidak mungkin lagi bagi Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam terus berdakwah dengan cara demikian tanpa dukungan dari suku Quraisy dan suku-suku di Arab lainnya.
Akhirnya Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam berfokus kepada orang-orang atau suku-suku di sekitar Makkah yang datang setiap tahunnya ke Makkah untuk berziarah.
Perjuangan dakwah Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam, sahabat, dan para pengikutnya tidak sampai di situ. Pada tahun 622, Nabi hijrah ke Yasrib atau sekarang lebih dikenal dengan Kota Madinah. Kehadiran Nabi di Madinah menandai era baru bagi perjalanan dakwah Islam.
Cara Dakwah Nabi di Madinah
Sejak hijrah ke Madinah, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam dan para sahabat selalu berdakwah kepada penduduk Madinah tanpa mengenal lelah dan putus asa. Dakwah Rasulullah ditujukan kepada orang-orang yang sudah masuk Islam dan orang-orang yang belum masuk Islam.
Cara berdakwah yang dilakukan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam dan para sahabat dalam agama Islam antara lain:
1. Membangun masjid sebagai pusat ibadah dan dakwah
Membangun masjid ini merupakan usaha pertama Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam dalam membentuk masyarakat Islam Madinah. Masjid yang pertama dibangun Nabi di Madinah adalah Masjid Nabawi yang dibangun pada bulan Rabiul Awal 1 Hijriah (September 622 SM).
Selain untuk sholat, masjid tersebut juga berfungsi sebagai tempat belajar agama Islam, sarana sosial, tempat bermusyawarah, serta tempat menyusun strategi perang.
2. Meningkatkan ekonomi rakyat dengan membangun pasar
Dalam upaya membangun perekonomian rakyat sekaligus sebagai sarana penyebaran ajaran Islam, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam dan para sahabat mendirikan pasar yang lokasinya tidak jauh dari Masjid Nabawi.
Pasar yang dibangun dimaksudkan sebagai langkah untuk mendidik umat bagaimana ajaran Islam mengatur roda perekonomian dengan begitu adilnya. Pasar tersebut telah mengubah sistem pasar Yahudi yang ada saat itu.
Dengan kehadiran pasar yang menganut sistem perekonomian Islam disambut hangat oleh masyarakat Madinah karena mampu menyuguhkan sistem perekonomian yang menguntungkan semua pihak, jauh dari riba dan keserakahan.
Pasar Madinah inilah yang kemudian menjadi urat nadi perekonomian negara Islam yang pertama dan berpusat di Madinah.
3. Mempersaudarakan Kaum Muhajirin dan Anshar
Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam mempersaudarakan kaum Muhajirin dan kaum Anshar. Kaum Muhajirin adalah orang-orang Islam dari Kota Makkah yang ikut berhijrah ke Madinah bersama Nabi. Sedangkan kaum Anshar adalah kaum yang menerima kedatangan umat Islam di Madinah.
Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Anshar agar dapat saling membantu serta mengasihi satu sama lain. Persaudaraan ini juga akan membentuk suatu solidaritas antara kedua kaum tersebut yang nantinya sangat penting bagi perjuangan dakwah Islam.
Allahu a'lam bissawab.
(Hantoro)