“Untuk yang non-fast track, ketika jamaah menunggu di ruang tunggu, menunggunya tidak lebih dari satu jam, itu sebuah kemajuan yang luar biasa. Kondisi itu membuat jamaah kita akan lebih cepat sampai ke Kota Makkah. Pola-pola ini diharapkan bisa diikuti jamaah, baik jamaah yang belum berangkat (masih di Indonesia) maupun jamaah yang sudah tiba di Arab Saudi,” lanjut lulusan Teknologi Pembelajaran, Universitas Negeri Yogyakarta tersebut.
Abdul Basir tidak bosan-bosannya memberi imbauan kepada jamaah haji gelombang II yang mendarat di Bandara Jeddah, Arab Saudi pada 17-31 Mei 2025. Demi mempercepat proses pemberangkatan dari Bandara ke Makkah, Abdul Basir meminta jamaah sudah mengenakan ihram sejak embarkasi.
“Imbauan kepada jamaah mengikuti rule-nya mereka, mengikuti arahan dari PPIH. Contoh beberapa hal yang berakibat lambatnya layanan itu misalnya jamaah belum memakai kain ihram. Otomatis akan ada tambahan waktu untuk berihram dan sebagainya,” tegas Abdul Basir.
“Bandara juga identik dengan barang bawaan. Jangan sampai barang bawaan jamaah memperlambat pelayanan yang mengakibatkan mereka lebih lama sampai ke Kota Makkah,” tutup Abdul Basir.
(Ramdani Bur)