Sistem pelayanan di Arafah mengalami perubahan tahun ini. Penyebabnya karena adanya delapan syarikah yang mengurusi layanan jamaah haji Indonesia tahun ini.
Nantinya, masing-masing syarikah membawahi sejumlah markaz (pos layanan), yang kini tidak lagi tersusun secara berurutan seperti tahun-tahun sebelumnya. Untuk tahun ini, Markaz muncul secara acak.
“Petugas harus tahu siapa pengelola syarikah, jumlah kapasitas jamaah di tiap markaz, dan bagaimana teknis koordinasi. Ini penting agar tidak terjadi kekeliruan dalam penempatan jemaah,” tegas Harun.
Harun paham, butuh waktu agar seluruh petugas memahami tugas dan fungsinya saat puncak haji tahun ini digelar. Karena itu, sosialisasi dilakukan secara bertahap.
“Kami ingin memastikan setiap petugas memiliki pemahaman yang sama dan siap mendukung kelancaran ibadah wukuf jamaah. Semoga layanan kita bisa membantu jemaah menjalankan ibadah dengan tenang, aman, dan nyaman,” tutup Harun.
(Djanti Virantika)