MENJALANKAN ibadah puasa selalu punya cerita tersendiri setiap tahunnya. Namun, kondisi seperti lemas, lesu, kadang pusing, menjadi reaksi yang akan selalu ada selama berpuasa. Jika bisa melewatinya dengan baik, pahala dari Allah SWT akan Anda terima.
Puasa Ramadan hukumnya wajib bagi siapa pun yang beriman dan secara fisik dinyatakan sehat. Kita juga tidak bisa memaksakan untuk beberapa kelompok yang dianggap tidak diwajiban berpuasa, seperti lansia, orang dengan perjalanan jauh, atau juga mereka yang sakit. Tapi, Allah menjanjikan di sana, ketika kondisi itu tidak menyurutkan niat berpuasa, Allah akan menggantinya dengan pahala yang luar biasa.
Jika Allah sudah berjanji seperti itu, lantas apa lagi alasan Anda mau membatalkan puasa, terlebih jika kondisinya tidak memperburuk kesehatan tubuh?
Pertanyaan ini ternyata menarik dikulik dari kacamata medis. Dokter Spesialis Penyakit Dalam Dr Ari Fahrial Syam, SpPD, menjelaskan alasan terbanyak kenapa seseorang membatalkan puasa Ramadan. Hasil pengamatannya ini merujuk pada satu kondisi kesehatan yang cukup dominan dialami masyarakat.
"Pengamatan saya sebagai seorang dokter panyakit dalam, sebagian besar pasien yang datang ke saya dan mengatakan batal puasa, itu karena masalah pencernaan. Sebagian dari mereka batal karena sahur hanya menengguk air putih dengan alasan tidak biasa makan sebelum subuh," paparnya ke Okezone melalui pesan singkat, Selasa (14/5/2019).
Karena tidak adanya asupan makanan yang cukup saat sahur, maka yang terjadi kemudian ialah nyeri ulu hati, mual, dan muntah. Dia melanjutkan, nyeri ulu hati memang seharusnya tidak sampai membatalkan puasa, tapi untuk sebagian pasien nyeri ulu hati sangat mengganggu.